Pembelahan sel pada eukariotik yang telah
dibahas pada postingan sebelumnnya (Postingan Pembelahan sel eukariotik) membutuhkan suatu kontrol/mekanisme untuk
menentukan kapan harus melakukan pembelahan sel, kapan harus berhenti melakukan
pembelahan sel dan berapa lama durasi waktu dalam pembelahan sel. Ada 3 tempat
(checkpoint) dimana pembelahan sel
(siklus sel) biasanya dikontrol, yaitu :
1. Kontrol pada fase G1 (G1 checkpoint )
Kontrol siklus sel pada fase G1 (G1 checkpoint ) dilakukan ketika fase G1 hampir selesai dan sebelum
fase S. Dalam G1 checkpoint ini akan
diputuskan apakah sel akan melakukan pembelahan, menunda pembelahan atau
memasuki fase G0 (fase istirahat). Jika kondisi mendukung, sel akan memulai
fase S untuk replikasi DNA.
2. Kontrol pada fase G2 (G2 checkpoint )
Kontrol siklus sel pada fase G2 (G2 checkpoint ) dilakukan pada akhir fase G2. Jika G2 checkpoint berhasil dilewati, sel akan
memulai mitosis.
3. Kontrol pada fase M (M checkpoint)
Kontrol siklus sel pada fase M (M checkpoint) dilakukan pada pada fase mitosis.
![]() | |
Checkpoint dimana pembelahan sel
(siklus sel) biasanya dikontrol; G1 checkpoint, G2 checkpoint, M checkpoint. (Sumber : Biology: Peter H. Raven et al) |
Ada 2
protein yang berperan dalam kontrol siklus sel yaitu Cyclin-dependent protein kinases
(Cdks) dan cyclin. Cdks adalah enzim yang memfosfolarisasi protein histon, filament membran inti dan protein yang terhubung dengan mikrotubulus untuk melakukan checkpoint. Sedangkan cyclin adalah protein yang akan berikatan dengan Cdks.
(Cdks) dan cyclin. Cdks adalah enzim yang memfosfolarisasi protein histon, filament membran inti dan protein yang terhubung dengan mikrotubulus untuk melakukan checkpoint. Sedangkan cyclin adalah protein yang akan berikatan dengan Cdks.
![]() |
cyclin dan Cyclin-dependent protein kinases (Cdks) merupakan protein yang berperan dalam regulasi siklus sel (Sumber : Biology: Peter H. Raven et al) |
Selama fase G2, sel akan
mengakumulasi G2 cyclin atau disebut
juga mitotic cyclin dan cyclin tersebut berikatan dengan Cdks
membentuk kompleks MPF (mitosis-promoting factor). Awalnya MPF tidak aktif, namun kemudian enzim
tertentu memfosfolarisasi dan mengaktifkan MPF.
MPF aktif lalu meningkatkan
aktivitas enzim yang memfosfolarisasi MPF
(feedback positif) sehingga
dengan cepat meningkatkan konsentrasi MPF
aktif. Konsentrasi MPF aktif yang telah
memenuhi batas tertentu kemudian memicu terjadinya fase mitosis.
Durasi dalam fase mitosis
ditentukan oleh aktivitas MPF.
Selama proses mitosis MPF
mengaktifkan protein yang mendegradasi cyclin
mengakibatkan konsentrasi cyclin menurun
sedangkan konsentrasi Cdk relatif konstans. Hal tersebut menyebabkan
konsentrasi MPF rendah dan
mengakhiri proses mitosis.
![]() |
Mekanisme pengaturan siklus sel (pembelahan sel) (Sumber : Biology: Peter H. Raven et al) |
Regulasi
pada G1 checkpoint juga serupa dengan
regulasi pada G1 checkpoint. Sedangkan
pada sel uniselular misalnya Yeast,
faktor utama yang memicu replikasi DNA adalah ukuran sel. Sel Yeast, tumbuh dan membelah dengan cepat.
Start decision pada Yeast tersebut adalah perbandingan
volume sitoplasma dan ukuran genom. Selama proses pertumbuhan ukuran sitoplasma
bertambah namun ukuran genom konstan. Jika ukuran sitoplasma sudah mencapai
titik tertentu, cyclin akan diproduksi
yang kemudian akan memicu replikasi DNA dan pembelahan sel.
Sel eukariotik
dari suatu organisme multiseluler tidak bisa bebas terus menerus membelah.
Pembelahan sel pada organisme multi seluler harus diregulasi agar suatu organ
mempunyai bentuk dan ukuran tertentu. Suatu protein yang bertanggung jawab
untuk meregulasi pembelahan sel pada sel dari organisme multiseluler disebut
dengan growth factors.
Baca Juga :
Sel : Prokariotik, Eukariotik, Inti sel dan Retikulum Endoplasma (RE)
Penentuan Jenis Kelamin, Pola Pewarisan Kromosom Sex dan Gen yang Terpaut Kromosom Sex
Cara HIV Menyerang Sel dan Treatment yang Dikembangkan untuk Menangulanginya
Baca Juga :
Sel : Prokariotik, Eukariotik, Inti sel dan Retikulum Endoplasma (RE)
Penentuan Jenis Kelamin, Pola Pewarisan Kromosom Sex dan Gen yang Terpaut Kromosom Sex
Cara HIV Menyerang Sel dan Treatment yang Dikembangkan untuk Menangulanginya
Mekanisme
kerja growth factor adalah memicu intracellular signaling system seperti
yang telah dibahas pada postingan (Penjelasan tentang intracellular signaling system) Contohnya adalah pada sel fibrobast, sel fibrobast
mempunyai banyak reseptor pada membran selnya yang spesifik mengikat platelet-derived growth factor (PDGF).
Ketika reseptor tersebut berikatan dengan PDGF, intracellular signaling system akan dipicu untuk menstimulasi
pembelahan sel. Fase G0 atau fase istirahat yang terjadi pada siklus disebabkan
rendahnya atau bahkan tidak adanya growth
factor.
0 komentar