Kode Genetik
Telah kita ketahui bersama bahwa
urutan basa nitrogen dari suatu DNA merupakan tempat penyimpanan informasi
genetik. Informasi genetik yang ada dalam DNA selanjutnya akan diterjemahkan
untuk merangkai asan amino sehingga membentuk suatu polipeptida (protein).
Pada tahun 1961, Francis Crick
dan rekannya membuat suatu hipotesis bahwa kode genetik yang tersimpan dalam
DNA berupa berupa beberapa kombinasi dari basa nitogen. Kombinasi basa nitrogen
tersebut dikenal dengan sebutan Kodon. Dan tiap kodon menyandikan asam
amino tertentu.
Pada DNA, ada 4 macam basa
nitrogen yaitu adenin (A), sitosin (C), guanin (G) dan Timin (T) sedangkan
jumlah asam amino ada 20 macam. Hipotesis selanjutnya dari Francis Crick
menyatakan bahwa kodon hanya mungkin terdiri dari 3 kombinasi basa nitrogen (triplet)
sehingga dapat terbentuk 64 kombinasi karena jika kodon terdiri 2 basa
nitrogen, hanya terbentuk 16 kombinasi, padahal ada 20 asam amino yang harus
disandikan.
Susunan kodon dalam rangkaian nukleotida berjajar
terus-menerus tanpa diselingi oleh nukleotida yang tidak menyandikan kodon.
Jika digambarkan dengan suatu susunan kata-kata, susunan kodon dalam suatu
rangkaian nukleotida seperti susunan kata-kata dalam kalimat tanpa spasi. Hal
tersebut juga dibuktikan oleh Francis Crick yang melakukan penelitian dengan
menghilangkan atau menghapus 1 hingga 3 basa nitrogen pada rangkaian
nukleotida. Ketika 1 basa nitrogen pada rangkaian nukleotida dihapus /
dihilangkan menggunakan suatu senyawa kimia, basa nitrogen selanjutnya pada
rangkaian nukleotida tersebut menjadi nonsense atau tidak menyandikan
asam amino. Hal yang sama terjadi ketika 2 basa nitrogen dihapus / dihilangkan.
Namun ketika 3 basa nitrogen dihapus /
dihilangkan, basa nitrogen selanjutnya pada rangkaian nukleotida tersebut
menjadi sense atau tetap menyandikan asam amino. Hasil penelitian itu
hanya dapat terjadi jika kodon-kodon yang ada pada nukleotida tersusun tanpa
ada jeda atau spasi. Berikut ilustrasinya :
Masih di tahun 1961, Marshall
Nirenberg berhasil menemukan 1 kode genetik untuk asam amino polyphenylalanine.
Kemudian pada tahun 1964, beberapa ilmuwan mampu menemukan 64 kode genetik,
Berikut table kode genetik secara lengkap :
![]() |
Gambar 2. Kode genetik; Daftar kodon dan asam amino yang disandikan |
Central Dogma
Seperti yang telah kita ketahui
bersama bahwa DNA adalah suatu senyawa atau komponen yang dimiliki oleh setiap
makhluk hidup dan berfungsi untuk menyimpan informasi genetik. Informasi
genetik tersebut selanjutnya akan diterjemahkan untuk menghasilkan suatu
protein tertentu. Suatu rangkaian DNA (nukleotida) yang menyandikan suatu
protein tertentu disebut dengan gen. Proses ekspresi gen menjadi protein
disebut dengan istilah Central Dogma. Rangkaian Central Dogma meliputi
proses penyalinan DNA menjadi RNA (Transkripsi) dan proses penerjamahan
RNA menjadi protein (Translasi).
![]() |
Gambar 3. Central Dogma yang merupakan proses ekspresi gen; DNA ditranskripsi menjadi RNA dan RNA ditranslasikan sehingga terbentuk protein |
1. Transkripsi
Ada 3 jenis RNA yang dihasilkan
dari proses transkripsi, yaitu ribosomal RNA (rRNA), messenger RNA (mRNA), dan transfer
RNA (tRNA). rRNA adalah RNA yang berada pada ribosom berperan membantu
proses translasi. mRNA adalah RNA yang akan ditranslasikan menjadi protein.
tRNA adalah RNA yang mengikat nukleotida dan membawanya ke ribosom untuk
dirangkai menjadi protein.
Hanya 1 strand dari DNA double
helix yang ditranskripsi menjadi RNA. Strand DNA yang ditranskripsi
menjadi RNA disebut dengan template atau antisense.
Sedangkan Strand DNA yang tidak
ditranskripsi menjadi RNA disebut dengan coding strand
atau Sense.
Tahap pertama dalam Central
Dogma atau ekspresi gen adalah Transkripsi. Proses transkripsi
diawali dengan menempelnya RNA polimerase pada suatu sequen yang disebut
dengan promotor.
Promotor merupakan sequen DNA
yang pertama kali ditempeli oleh RNA polimerase. Contoh promoter yang sering
dijumpai pada bakteri memiliki urutan sequen TTGACA dan TATAAT. Promotor dengan
sequen TTGACA disebut juga dengan -35 sequence karena berjarak 35 sequen
dari sequen dimulainya transkripsi. Sedangkan Promotor dengan sequen TATAAT
disebut juga dengan -10 sequence karena berjarak 10 sequen dari sequen
dimulainya transkripsi. Promotor yang sering dijumpai pada eukariotik memiliki
urutan sequen TATAAA. Promotor tersebut lebih dikenal dengan TATA box,
berjarak 25 sequen dari sequen dimulainya transkripsi
Bakteri hanya mempunyai 1 RNA
polimerase, sedangkan eukariotik mempumyai 3 RNA polimerase, yaitu RNA
polimerase I, RNA polimerase II, RNA polimerase III. RNA polimerase I mengkatalisis
sintesis rRNA dalam nucleolus, RNA polimerase II mengkatalisis sintesis
mRNA dan , RNA polimerase III mengkatalisis sintesis tRNA.
Setelah RNA polimerase menempel
pada promotor, RNA polimerase kemudian meluruskan dan membuka ikatan double
stranded DNA, membentuk suatu kompleks yang disebut dengan transcription
bubble sepanjang 17 urutan basa nitrogen.
Di dalam transcription bubble,
RNA polimerase melakukan sintesis RNA dengan urutan yang komplementer dengan DNA
template. Setiap 12 basa nukleotida RNA yang disintesis awalnya berikatan
dengan DNA menbentuk ikatan DNA-RNA . Kemudian transcription bubble akan
bergerak membelah ikatan nukleotida double stranded DNA didepannya,
sedangkan ikatan DNA-RNA paling belakang akan terputus. Demikian seterusnya
hingga sampai proses transkripsi berakhir. Transcription bubble bergerak
pada double stranded DNA dengan kecepatan 50 nukleotida per detik.
![]() |
Gambar 4. Transcription buble adalah kompleks yang terbentuk saat terjadi transkripsi DNA |
Proses transkripsi berakhir
ketika ketika RNA polimerase melewati stop sequence atau stop signal.
Contoh stop sequence paling sederhana adalah serangkaian pasangan basa
GC yang diikuti oleh serangkaian basa AT. Namun bagaimana stop sequence dapat menghentikan
transkripsi? Berikut mekanisme terjadinya terminasi transkripsi :
Stop sequence ditranskripsi oleh RNA
polimerase menghasilkan rangkaian RNA dengan basa nitrogen guanin (G) dan sitosin
(C) yang diikuti oleh beberapa basa nitrogen urasil (U). Basa nitrogen G dan C
saling berikatan membentuk harpain sedangkan serangkaian RNA dengan basa
nitrogen U akan membentuk ikatan RNA-DNA namun ikatan antara basa nitrogen U
pada RNA dengan basa nitrogen adesin (A) pada DNA merupakan ikatan yang lemah sehingga
ikatan tersebut akan putus menyebabkan RNA terlepas dari transcription
bubble dan akhirnya proses transkripsi berhenti.
![]() |
Gambar 5. Struktur hairpain mRNA yang dihasilkan oleh stop sequence menyebabkan translasi DNA berhenti |
Pada eukariotik, RNA hasil
transkripsi harus keluar dari inti sel menuju sitoplasma karena proses
selanjutnya yaitu proses translasi terjadi di sitoplasma. Sebelum menuju
sitoplasma RNA pada eukariotik harus melalui beberapa modifikasi, yaitu
modifikasi di ujung 5’ atau yang sering disebut dengan 5’ Cap dan
modifikasi pada ujung 3’ atau yang sering disebut dengan 3′ poly-A tail.
Pada RNA hasil tanskripsi (primary
RNA transcript) dari
eukariotik terdapat dua bagian yaitu intron dan ekson (exon). Intron
adalah bagian RNA yang tidak menyandikan suatu polipeptida sedangkan ekson (exon)
bagian RNA yang menyandikan suatu polipeptida sedangkan ekson (exon). Dalam
primary RNA transcript, intron dan ekson (exon)
tersusun berselang seling. Sebelum proses translasi berlangsung, intron pada primary RNA transcript harus
dihilangkan / dibuang terlebih dahulu. Proses penghilangan intron tersebut
dikenal dengan istilah intron spicing menghasilkan serangkaian
RNA yang hanya tersusun dari intron dan dikenal dengan mRNA.
![]() |
Gambar 6. Modifikasi post transkripsi DNA yaitu penambahan 5' cap -3' tail dan intron splicing |
2. Translasi
Setelah DNA ditranskripsikan
menjadi RNA dan diproses menjadi mRNA, mRNA selanjutnya akan diterjemahkan
menjadi protein. Proses tersebut dikenal dengan nama translasi. Pada
prokariotik proses translasi hampir bersamaan dengan proses transkripsi karena
sesaat setelah terbentuk, mRNA langsung di tempeli oleh ribosom, suatu organel
sel yang berfungsi untuk sintesis protein (translasi). Sedangkan pada
eukariotik, mRNA harus dimodifikasi terdahulu dan ditransfer ke sitoplasma,
seperti yang telah dibahas diatas.
Proses translasi diawali dengan
adanya tRNA yang mengikat dan membawa asam amino yang dikenalinya. Pengikatan
tRNA pada asam amino tersebut dikatalisis oleh enzim aminoacyl-tRNA synthetase
yang ada pada tiap-tiap asam amino.
Ada 4 tahapan dalam proses
translasi, yaitu inisiasi, elongasi, translokasi dan terminasi, berikut
penjelasannya :
a. inisiasi
Sebelum membahas tahapan inisiasi
proses translasi, perlu diketahui bahwa proses translasi atau sintesis protein
terjadi di ribosom. Ribosom mempunyai 2 sub unit, yaitu sub unit besar dan sub
unit kecil. Ribosom juga diketahui mempunyai 3 situs pengikatan yaitu P site
(peptidyl), A site (aminoacyl)
, dan E site (exit).
![]() |
Gambar 7. bagian bagian ribosom |
Inisiasi proses translasi pada
prokariotik ditandai dengan tRNA yang membawa asam amino N-formylmethionine
(tRNAfMet) mengikat sub unit kecil dari ribosom. Protein
yang disebut dengan initiation factor menempatkan tRNAfMet
pada P site.
![]() |
Gambar 8. Ikatan antara asam amino dan tRNA dikatalisis oleh activating enzim |
Setelah tRNAfMet menempel pada P
site, segera terbentuk A site dan E site
yang keduanya mengapit P site sehingga membentuk suatu kompleks
yang disebut dengan initiation complex. Initiation complex tersebut
kemudian mengikat codon AUG pada mRNA.
Inisiasi proses translasi pada
eukariotik ditandai dengan tRNA yang membawa asam amino methionine
(tRNAMet) mengikat sub unit kecil dari ribosom bukan asam
amino N-formylmethionine (tRNAfMet) seperti
pada prokariotik namun proses selanjutnya sama seperti pada prokariotik.
![]() |
Gambar 9. tRNA menempel pada sub unit kecil ribosom, diikuti oleh sub unit besar ribosom |
b. elongasi
Setelah initiation complex terbentuk
dan mengikat kodon AUG pada mRNA, Sub unit besar ribosom menempel pada sub unit
kecil. Ketika ada tRNA (mengikat asam amino) yang memiliki antikodon yang
komplementer dengan kodom mRNA pada A site, suatu protein yang
disebut dengan elongation factor membantu tRNA tersebut untuk berikatan
dengan mRNA pada A site. Kemudian enzim peptidyl transferase
akan memutuskan ikatan methionine dan tRNA serta mengkatalisis
terjadinya ikatan kimia antara methionine dengan asam amino yang
ada di A site.
![]() |
Gambar 10. Tahapan elongasi pada proses translasi; terjadi penbntukan ikatan kimia antar asam amino yang dikatalisis oleh enzim peptidal transferase |
c. translokasi
Pada tahapan translokasi, ribosom
bergerak sejauh 3 nukleotida dari arah ujung 5’ ke ujung 3’ menempatkan tRNA
dari P site ke E site. tRNA yang berada pada E site
kemudian akan terlepas dari ribosom. Pergerakan ribosom tersebut juga
menyebabkan A site kosong dan kemudian akan ditempeli lagi oleh tRNA
yang komplementer. Tahapan akan terus berulang hingga basa mRNA pada A site
adalah stop kodon.
![]() |
Gambar 11. Tahap translokasi pada translasi; ribosom bergerak sejauh 3 nukleotida dari arah ujung 5’ ke ujung 3’ menempatkan tRNA dari P site ke E site |
d. terminasi
Tahapan terminasi akan terjadi
jika basa mRNA pada A site adalah stop kodon (nonsense), misalnya
UAA. Stop kodon tidak menyandikan protein sehingga tidak akan mengikat mRNA
tapi stop kodon tersebut dikenali oleh suatu protein yang disebut dengan release
factor. Release factor kemudian akan melepaskan polipeptida /
protein yang baru terbentuk dari ribosom.
Baca Juga :
0 komentar