Postingan Sejarah Penemuan Virus
kali ini akan diawali dengan sedikit pembahasan tentang apa itu virus. Kata
Virus saat sudah tidak asing di telinga kita. Di dunia biologi dan kedokteran
kita mengenal virus adalah sesuatu yang menyebabkan penyakit. Penyusun utama
virus hanyalah materi genetik dan beberapa protein pembungkus materi genetik.
Virus tidak punya organela yang mendukung proses metabolisme.
Virus termasuk makhluk hidup atau bukan?
Pada akhir tahun 1800, para
peneliti menggolongkan virus sebagai makhluk hidup yang paling sederhana mampu
menimbulkan penyakit dan mempunyai materi genetik. Namun karena virus tidak
mampu melakukan reproduksi dan metabolisme di luar inangnya sehingga para
ilmuwan saat ini sepakat menyatakan bahwa virus bukan makhluk hidup tetapi merupakan
bentuk peralihan antara makhluk hidup dan senyawa kimia. Oleh karena itu pantas
jika beberapa buku mengatakan bahwa virus sebagai “A Borrowed Life”
yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “ peminjam kehidupan”. Istilah
tersebut mengacu pada sifat virus yang hanya dapat hidup dan memperbanyak diri
ketika berada dalam tubuh inang.
Penemuan Virus
Sejarah
penemuan virus diawali dengan adanya penelitian dari Adolf Mayer,
seorang peneliti Jerman. Adolf Mayer berhasil menularkan penyakit dari
tanaman ke tanaman hanya dengan mengoleskan cairan yang diekstrak dari daun
tembakau berpenyakit ke tembakau sehat. Penyakit tersebut saat ini dikenal
dengan menyakit mosaik (mosaic disease). Setelah diolesi cairan ekstrak
daun berpenyakit, tembakau yang semula sehat kemudian juga akan tertular
penyakit tersebut. Namun Adolf Mayer tidak menemukan bakteri atau agen
lain yang menyebabkan penyakit dari ekstrak tersebut ketika melakukan
pengamatan menggunakan mikroskop. Karena tidak menemukan agen penyebab
penyakit, Adolf Mayer mengajukan hipotesis bahwa penyebab penyakit
tersebut adalah suatu bakteri yang sangat kecil dan tidak dapat terlihat dari
mikroskop.
Hipotesis Adolf Mayer tersebut
diuji oleh Dimitri Ivanowsky satu dekade kemudian. Dimitri Ivanowsky mengoleskan
ekstrak tembakau berpenyakit mosaik (mosaic disease) namun telah
disaring menggunakan saringan bakteri. Tetapi walaupun telah disaring
menggunakan saringan bakteri, ekstrak tersebut masih menimbulkan penyakit pada
tembakau. Memperoleh hasil yang seperti itu, Dimitri Ivanowsky juga
berhipotesis agen penyakit itu adalah mosaik (mosaic disease) adalah
bakteri. Alasan pertama adalah bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut
sangat kecil sehingga tetap dapat lolos meskipun telah disaring, alasan yang
kedua adalah penyebabnya penyakit tersebut toksin dari bakteri.
Akan tetapi kemungkinan kedua dari Dimitri
Ivanowsky dapat dipatahkan oleh Martinus Beijerinck yang
mengungkapkan bahwa agen penyakit tersebut bereplikasi. Martinus
Beijerinck melakukan penelitian yang hampir sama dengan Dimitri
Ivanowsky namun dia mengektrak dan mengoleskan kembali daun yang telah
tertular ke daun tembakau yang masih sehat, demikian seterusnya hingga sampai
beberapa tanaman (generasi). Tanaman-tanaman tersebut semuanya tetap tertular
walaupun hingga beberapa generasi. Hal tersebut hanya mungkin terjadi jika agen
tersebut bereplikasi saat berada pada tanaman.
Gambar 1. Skema penelitian yang dilakukan oleh Martinus Beijerinck untuk mencari penyebab penyakit mosaik pada tembakau |
Dalam penelitian selanjutnya Dimitri
Ivanowsky mengungkapkan bahwa agen penyakit mosaik (mosaic disease)
tidak dapat dibiakkan pada media mutrien seperti layaknya bakteri. Dimitri
Ivanowsky menyatakan bahwa agen tersebut lebih simple dan lebih kecil
daripada bakteri. Akhirnya pada pada tahun 1935, ilmuwan Amerika bernama Wendell
Stanley berhasil mengkristalkan partikel agen penyakit tersbut yang saat
ini dikenal dengan tobacco mosaic virus (TMV). Virus, termasuk tobacco
mosaic virus (TMV) hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron.
Demikian postingan kali ini
tentang Sejarah Penemuan Virus, Jika postingan ini anda rasa bermanfaat,
silahkan DISEBARKAN. Terimakasih
0 komentar