Gregor Mendel adalah ilmuwan yang
berhasil menemukan prinsip dasar penurunan sifat pada makhluk hidup. Mendel
menggunakan tanaman pea sebagai model dalam percobaan / penelitiannya. Ada
beberapa alasan Mendel menggunakan tanaman pea sebagai modal dalam percobaan /
penelitiannya, yaitu 1). tanaman pea mempunyai banyak varietas, misalnya ada
yang berbunga ungu dan ada pula yang berbunga putih, 2) Umur tanaman pea
pergenerasi pendek, 3). Jumlah keturunan / biji yang dihasilkan tiap generasi
banyak.
Metode penelitian Gregor Mendel
Tiap – tiap tanaman pea memiliki
stamen (organ penghasil pollen) dan carpel (organ tempat sel telur)
sehingga secara alami dapat melakukan fertilisasi sendiri. Oleh karena itu,
agar terjadi persilangan (pembuahan silang antar tanaman), Mendel memotong
stamen pada satu tanaman kemudian tanaman tersebut ditaburi pollen yang
dihasilkan oleh tanaman pea lain. Dalam melakukan eksperimennya, Mendel
menyilangkan tanaman pea yang memiliki karakteristik berbeda, misalnya
menyilangkan tanaman pea berbunga ungu dengan tanaman pea berbunga putih.
Tanaman pea yang disilangkan tersebut dinamakan
P generation (parental generation) dan keturunan yang
dihasilkan disebut dengan F1 generation. F1 kemudian
dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri atau disilangkan dengan F1 lain
tergantung pada perlakuan yang adan dan keturunan yang dihasilkan disebut
dengan F2 generation.
Ketika tanaman pea berbunga ungu disilangkan
dengan tanaman pea berbunga putih, F1 yang dihasilkan oleh Mendel
adalah tanaman pea berbunga ungu semua, tidak ada F1 yang berwarna putih. Namun
ketika Mendel membiarkan F1 tersebut melakukan penyerbukan sendiri
maka keturunan yang dihasilkan (F2) adalah tanaman pea berbunga ungu
disilangkan dengan tanaman pea berbunga putih. Mendel menggunakan jumlah sampel
besar agar datanya akurat, yaitu dihasilkan tanaman pea berbunga ungu sebanyak 705
dan tanaman pea berbunga putih sebanyak 224 (tanaman pea berbunga ungu :
tanaman pea berbunga putih = 3 :1). Mendel menyatakan bahwa karakteristik warna
putih pada keturunan F1 dari persilangan tersebut bukanlah hilang
namun tersembunyi atau tertutupi karena kehadiran dari karakteristik warna
ungu. Mendel menyebut bahwa bunga berwarna ungu adalah karakteristik dominan,
dan dan bunga berwarna putih adalah karakteristik resesif.
Mendel mengembangkan suatu model
/ teori untuk menjelaskan pola pewarisan sifat 3 : 1 dari penelitian yang
dilakukannya.
- beberapa gen berperan dalam
variasi suatu karakteristik. Sebagai contoh gen yang menentukan warna bunga
tanaman pea, yaitu gen penentu warna ungu
dan gen penentu warna putih. Masing – masing gen tersebut dinamakan dengan alel.
- untuk tiap karakter (contoh
warna bunga), suatu organisme mewarisi 2 copi gen (alel), 1 alel berasal dari
sel telur dan 1 alel berasal dari sperma.
- Karakteristik alel yang
muncul disebut dengan alel dominan, karakteristik alel yang tidak muncul
atau tertutup disebut dengan alel resessif. Sebagai contoh warna ungu pada
bunga tanaman pea merupakan karakteristik dominan dan warna putih pada bunga
tanaman pea merupakan karakteristik resessif.
- Dua alel yang menentukan
suatu karakter masing – masing berpisah selama pembentukan gamet, dan masing –
masing alel berada pada gamet yang berbeda. Model Mendel yang keempat
tersebut dikenal dengan hukum segregasi.
Mengapa F2 yang dihasilkan pada penelitian mendel tersebut memiliki pola 3 :1?
Berikut penjelasannya :
Meskipun warna bunga tanaman pea
F1 pada penelitian mendel tersebut semuanya berwarna unggu namun kedua alel
yang dibawanya berbeda (hibrid) yaitu satu alel penentu warna ungu (dominan)
dan 1 alel penentu warna putih (resessif). Ketika F2 melakukan penyerbukan
sendiri, masing – masing alel (gamet) akan terpisah secara acak. Sel telur
dengan alel warna ungu memiliki peluang yang sama untuk dibuahi oleh sperma
dengan alel warna ungu maupun warna putih. Demikian juga dengan sel telur
dengan alel warna putih, memiliki peluang yang sama untuk dibuahi oleh sperma
dengan alel warna ungu maupun warna putih. Oleh karena itu ada 4 kemungkinan
kombinasi yang akan terbentuk. Jika alel warna ungu (dominan) disimbolkan
dengan ‘P” (huruf P besar) dan alel warna putih (resessif) disimbolkan dengan
‘P” (huruf p kecil) maka kombinasi pembuahan yang terjadi adalah :
1. sel telur dengan alel bunga
warna ungu dibuahi oleh sperma dengan alel bunga warna ungu (PP),
2. sel telur dengan alel bunga
warna ungu dibuahi oleh sperma dengan alel bunga warna putih (Pp),
3. sel telur dengan alel bunga
warna putih dibuahi oleh sperma dengan alel bunga warna ungu (pP),
4. sel telur dengan alel bunga
warna putih dibuahi oleh sperma dengan alel bunga warna putih (pp).
Sebelum mempelajari lebih dalam
tentang genetika ada beberapa istilah dasar yang perlu diketahui, diantaranya
adalah :
1. Homozigot (homozygous)
Homozigot adalah zigot hasil
pembuahan sel telur (ovum) oleh sperma dan keduanya membawa alel yang identik,
Contoh : zigot dari tanaman pea hasil pembuahan sel telur dengan alel bunga
warna ungu dibuahi oleh sperma dengan alel bunga warna ungu (PP), zigot dari tanaman pea hasil pembuahan sel
telur dengan alel bunga warna putih dibuahi oleh sperma dengan alel bunga warna
putih (pp). Homozigot seringkali disebut dengan galur murni.
2. Heterozigot (heterozygous)
Heterozigot adalah zigot hasil
pembuahan sel telur (ovum) oleh sperma dan keduanya membawa alel yang berbeda.
3. Fenotipe (phenotype)
Fenotipe adalah penampakan dari
suatu karakter. Contoh : bunga tanaman pea berwarna ungu, bunga tanaman pea
warna merah.
4. Genotipe (genotype)
Genotipe adalah komposisi gen atau alel pada suatu
karakter. Karena suatu karakter ditentukan oleh lebih dari satu gen / alel,
maka suatu karakter yang fenotipe nya sama belum tentu mempunyai genotipe yang sama. Contoh :
bunga tanaman pea yang berwarna biru (Fenotipe) ada yang mempunyai genotipe PP dan Pp.
Gambar 3. Pemisahan alel ketika
pembentukan gamet menyebabkan pola pewarisan sifat 3 : 1 |
Baca Juga :
Kata kunci :
Gregor Mendel, Hukum Segregasi (Hukum Mendel I), Penelitian mendel pada tanaman pea, Percobaan mendel, penelitian mendel, teknik percobaan mendel, percobaan hukum segregasi,, penelitian kacang pea, tanaman pea, Hukum segregasi mendel, Pola pewarisan sifat mendel, pola pewarisan 3 :1, pola pewarisan 3 1, persilangan tanaman pea warna ungu dan warna putih, persilangan kacang pea, hibridisasi kacang pea, Punnett square, persamaan Punnett, Pemisahan alel, segregasi alel pembentukan gamet, hukum mendel 1, hukum segregasi tentang pemisahan alel, mengapa terjadi pola pewarisan 3 : 1
0 komentar