Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih
adalah adanya infeksi oleh mikroorganisme dalam saluran kemih. Mikroorganisme
sebagai penyebab infeksi saluran kemih kebanyakan bakteri aerob. Selain itu infeksi
saluran kemih juga dapat disebabkan oleh
virus,ragi dan jamur.
Sistem urinaria manusia
terdiri dari organ seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Organ
yang memainkan peran penting dalam sistem ini adalah ginjal, sepasang organ
berwarna coklat keunguan. Ginjal mensekresikan lebihan cairan dan sisa bahan
buangan tubuh melalui urine. Ureter yaitu tuba sempit berfungsi membawa urine
dari ginjal ke kandung kemih. Urine disimpan disini dan dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra. Jumlah urine yang diproduksi adalah tergantung cairan dan makanan
yang dikonsumsi oleh individu setiap hari. Infeksi saluran kemih sering terjadi
pada anak perempuan dan wanita tetapi juga dapat terjadi pada pria, meskipun
jarang terjadi.
Baca Juga :
Etiologi Infeksi Saluran Kemih
Sejauh ini diketahui
bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi
saluran kemih terjadi pada ketika mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan
berbiak di dalam media urine.
Lokasi infeksi biasanya
bermula pada bukaan uretra, didapat dari daerah anus dan bergerak naik ke atas
melalui traktus urinari dan bisa menginfeksi kandung kemih. Hal tersebut
mungkin disebabkan oleh kebersihan diri yang kurang atau hubungan seksual. Organisme
penyebab infeksi pada saluran kemih yang tersering adalah Escherichia coli, yang menjadi penyebab pada lebih dari 80% kasus. Escherichia coli merupakan penghuni
normal pada kolon. Organisme lain yang juga dapat menimbulkan infeksi adalah
golongan Proteus, Klebsiellla,
Enterobacter, dan Pseudomonas. Organisme gram positif kurang berperan dalam
infeksi saluran kemih kecuali Staphylococcus saprophyticus, yang
menyebabkan 10% hingga 15% infeksi saluran kemih pada perempuan muda.
Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih
(ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria,
dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. Perempuan cenderung menderita infeksi saluran kemih dibandingkan laki-laki. Prevalensi bakteriuri
asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.
Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah
kolonisasi bakteri di berbagai segmen di saluran kemih. Jumlah organisme dalam
urine lebih besar dari yang dapat ditampung. Kriteria diagnostik paling umum
untuk infeksi saluran kemih adalah
terdapat minimal 100.000 koloni bakteri dalam 1ml urine pancar tengah pada dua
biakan berturut-turut. Adanya urine dan kotoran di sekeliling meatus urinarius
memungkinkan bakteri berproliferasi dan naik ke dalam uretra.
Mikroorganisme
memasuki saluran kemih melalui cara:
1) Asending
yaitu masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: faktor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki
sehingga insiden terjadinya infeksi saluran kemih pada wanita lebih tinggi, faktor tekanan urine
saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat kedalam traktus urinarius
(pemakaian kateter).
2) Hematogen
kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, karena
menderita sesuatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat
pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya
fokus infeksi di salah satu tempat. Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya
tahan terhadap infeksi E.coli karena
itu jarang ada infeksi hematogen E.coli.
Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen
ini dapat mengakibatkan infeksi ginjal yang berat.
Klasifikasi
Infeksi Saluran Kemih
1.
Kandung kemih (sistitis) : sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan
oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran
balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtovesikal),
kontaminasi, pemakaian kateter atau sistoskop.
2.
Uretra (uretritis) : suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal
disebabkan oleh niesseria gonorhoeae
dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis
yang tidak berhubungan dengan niesseria
gonorhoeae, biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma
urelytikum.
3.
Ginjal (pielonefritis) : pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi
bakteri pada ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau
kedua ginjal.
Komplikasi infeksi saluran kemih
1.
infeksi saluran
kemih sederhana (uncomplicated). infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistitis) yaitu
non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak
menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
2.
infeksi saluran
kemih tipe berkomplikasi (complicated)
a. infeksi
saluran kemih selama kehamilan.
b. infeksi
saluran kemih pada diabetes mellitus.
Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan infeksi saluran kemih
lebih sering ditemukan pada penderita
diabetes mellitus dibandingkan perempuan tanpa diabetes mellitus.
Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih
Gejala
klinis infeksi saluran kemih tidak khas
dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.
Gejala yang sering ditemukan dapat berupa :
1.
Sering kencing (polakisuria) terjadi akibat kandung
kemih tidak dapat menampung urine lebih dari 500 mL karena mukosa yang meradang
sehingga sering kencing.
2.
Sukar kencing (stranguria) yaitu kencing yang susah dan
disertai kejang otot pinggang yang
sering ditemukan pada sistitis akut.
3.
Perasaan sakit
atau terbakar pada saat berkemih (dysuria).
4.
Tenesmus
ialah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah
kosong.
5.
Ada darah dalam
urine (hematuria)
6.
Nokturia
ialah cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih
menurun.
7.
Sering juga
ditemukan enuresis nokturnal sekunder
yaitu ngompol pada orang dewasa
8.
Prostatismus
yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang deras arus kencing.
Gejala klinis infeksi saluran kemih
Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi sebagai berikut :
1. Pada
infeksi saluran kemih bagian bawah,
keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu
kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah
suprapublik.
2. Pada
infeksi saluran kemih bagian atas dapat
ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa
tidak enak, atau nyeri di pinggang.
Faktor-faktor Resiko Saluran Kemih
Ada beberapa faktor penting yang
mempermudah timbulnya infeksi, yaitu:
1. Jarang
berkemih. Pengeluaran urine (mictio)
merupakan mekanisme ketahanan penting dari kandung kemih. Bila mictio normal terhambat karena misalnya,
obstruksi, infeksi saluran kemih dapat
lebih mudah terjadi.
2. Gangguan
pengosongan kandungan kemih akibat obstruksi (batu ginjal), disfungsi atau hipertrofi
prostat bisa mengakibatkan tertinggalnya residu, dimana kuman-kuman mudah
berpoliferasi.
3. Hygiene
pribadi kurang baik bisa menyebabkan kolonisasi kuman-kuman uropatogen di
sekitar ujung uretra, misalnya penggunaan pembalut wanita. Kuman-kuman lalu
menjalar ke atas menuju uretra, lalu ke kandung kemih, dan kemudian menyebar
melalui ureter ke ginjal (infeksi saluran kemih bagian atas).
4. Penggunaan
kateter, melalui senggama, dan karena adanya infeksi lokal (misalnya vaginitis)
dapat mempermudah infeksi.
5. Keberadaan
diabetes lebih peka untuk infeksi saluran kemih
karena meningkatnya daya melekat bakteri pada epitel akibat beberapa sebab
tertentu.
Pemeriksaan Laboratorium untuk Deteksi Infeksi Saluran Kemih
1. Uji
Nitrit dalam Urine
Tes ini memberikan metode yang efektif dan cepat untuk skrining urine untuk kehadiran infeksi bakteri. Tes ini didasarkan pada prinsip bahwa sebagian besar bakteri yang ditemukan dalam air seni memiliki kemampuan untuk mereduksi nitrat menjadi nitrit. Organisme ini termasuk Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Staphylococcus, dan Pseudomonas beberapa yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Penentuan bakteriuria klinis, adalah makna utama ketika kultur
urine menunjukkan adanya lebih dari 105 koloni
per mL. Infeksi bakteri pada saluran kemih biasanya disertai dengan kehadiran sejumlah besar sel darah putih dalam urin, paling sering neutrofil. Kadang-kadang infeksi saluran kemih
tidak menunjukkan gejala klinis. Pemeriksaan urine adalah sangat penting dalam diagnosis. Penentuan nitrit
urine tidak dirancang untuk menggantikan kultur
urine sebagai sarana identifikasi organisme tertentu atau menggantikan pemeriksaan sedimen untuk menentukan apakah bakteri adalah kontaminan. Namun, tes nitrit tidak berfungsi sebagai skrining yang berharga, bersama dengan tes
carik celup leukosit esterase, dalam mendefinisikan apakah infeksi saluran kemih hadir. Secara bersamaan hasil
carik celup
negatif dari tes keduanya memberikan nilai prediksi yang lebih besar dari 95% bahwa
kultur urine untuk infeksi saluran kemih akan negatif.
Dasar reaksi kimia dari tes nitrit adalah
kemampuan bakteri tertentu untuk merubah nitrat, suatu unsur yang normal dari
air seni, menjadi nitrit yang pada urine normal tidak ada. Nitrit dideteksi
oleh reaksi Greiss, nitrit pada suasana pH yang asam bereaksi dengan amina
aromatik (asam paraarsanilik atau sulfanilamid) untuk membentuk suatu campuran
diazonium yang akan bereaksi dengan senyawa tetrahidrobenzoquinolin untuk
menghasilkan suatu azodye yang berwarna merah muda. Untuk mencegah positif
palsu akibat spesimen yang tercemar bakteri dari luar, sensitivitas
distandarisasi sesuai dengan hasil pemeriksaan jumlah bakteri secara
kuantitatif dari kultur urine dengan kriteria 100.000 bakteri per milliliter.
Perbedaan warna merah muda dari tes nitrit tidak menunjukkan derajat tingkat
dari bakteriuria. Setiap tes nitrit yang menghasilkan warna merah muda dengan
derajat yang berbeda, diduga menunjukkan suatu jumlah yang signifikan dari bakteri
secara klinis. Hasil-hasil dilaporkan hanya sebagai negatif atau positif.
Hasil tes negatif untuk nitrit ditemukan ketika spesies tertentu dari bakteri tidak mengurangi nitrat dalam urine. Oleh karena itu, hasil carik
celup negatif ketika pasien yang diduga menderita infeksi pada saluran kemih harus selalu diverifikasi oleh kultur urin dan
atau mikroskopis dari sedimen. Hasil negatif palsu juga bisa disebabkan oleh adanya kadar tinggi vitamin
C dan urobilinogen dalam urin.
Antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
dan hasil tes negatif palsu dilaporkan.
2. Uji
Leukosit dalam Darah
Leukosituria atau
piuria merupakan indikator yang penting dari adanya peradangan saluran kemih.
munculnya relatif baru dari tes enzimatik untuk kehadiran leukosit
esterase telah menyediakan cara sederhana untuk
mendeteksi peningkatan jumlah sel
darah putih dalam urin. Neutrofil hampir selalu hadir dalam infeksi dan radang
ginjal dan saluran kemih bawah.
Adanya sel darah putih lebih dari 10 per lapang pandang dapat dianggap abnormal dan harus
diselidiki lebih lanjut. Pielonefritis, sistitis, uretritis, batu ginjal, nefritis interstisial, dan glomerulonefritis
semua menimbulkan leukosituria. Warna yang dihasilkan tergantung pada jumlah yang hadir neutrofil
poliformonuklear dalam urin. Sensitivitas tes
carik celup telah disesuaikan untuk memberikan reaksi negatif ketika sel
darah putih kurang
dari 5 per lapang pandang,
dan positif bila ada 5 sampai 15 sel darah putih
per lapang pandang. Hasil positif palsu biasanya tidak terlihat, kecuali bila oksidator telah keliru ditambahkan ke wadah urin.
Selain sel leukosit yang mungkin ada dalam urin, seperti RBC, sel-sel epitel, dan bakteri, tidak mengandung enzim leukosit esterase dalam sitoplasma mereka dan tidak dapat menghasilkan reaksi jalur positif
namun, sejumlah besar eosinofil atau parasit vagina.
Trichomonas vaginalis dapat memberikan esterase yang cukup untuk memberikan hasil positif palsu. Hasil
negatif palsu yang ditemukan ketika ada
kadar tinggi vitamin C, zat pengoksidasi, formalin, atau albumin dalam urin.
Sebelum pengembangan reagen
tes carik celup leukosit esterase, deteksi leukosit urin
meningkat diperlukan pemeriksaan mikroskopis dari sedimen urin.
Ada banyak variasi tergantung pada metode yang digunakan untuk menyiapkan sedimen dan tenaga
teknis untuk memeriksa sedimen. Oleh karena itu,
uji kimiawi untuk leukosit menawarkan
cara yang lebih praktis untuk mendeteksi leukosit.
Tes ini tidak dirancang untuk
mengukur konsentrasi leukosit,
dan produsen merekomendasikan
bahwa kuantisasi dilakukan
dengan pemeriksaan mikroskopis.
Keuntungan tambahan untuk tes
strip leukosit esterase adalah bahwa hal itu mendeteksi keberadaan leukosit yang telah lisis, dan tidak akan muncul dalam
pemeriksaan mikroskopis.
Reaksi carik celup reagen menggunakan
metode leukosit esterase untuk
mengkatalisasi hidrolisis dari ester asam yang terbenam di bantalan reagen
untuk menghasilkan suatu senyawa aromatik bersifat asam. Senyawa aromatik lalu
dikombinasikan dengan suatu garam diazonium yang menghasilkan suatu azodye yang
berwarna ungu. Hasil pemeriksaan mempunyai nilai interpretasi yaitu trace, small, moderate, dan large atau trace, 1+, 2+, 3+. Hasil pemeriksaan yang mempunyai nilai
interpretasi trace dianggap tidak
signifikan dan pemeriksaan harus diulangi dari specimen yang segar atau baru.
Kata Kunci Pencarian :
Definisi Infeksi Saluran Kemih, Etiologi Infeksi Saluran Kemih, Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih, Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara, Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih, Komplikasi infeksi saluran kemih, Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih, Gejala klinis infeksi saluran kemih, Faktor-faktor Resiko Saluran Kemih, Pemeriksaan Laboratorium untuk Deteksi Infeksi Saluran Kemih, Uji Nitrit dalam Urine, Uji Leukosit dalam Darah
0 komentar