Protozoa adalah organisme
eukariotik yang hidup sendiri-sendiri atau berkelompok / berkoloni. Meskipun
berkoloni, aktivitas metabolisme seluruhnya terjadi pada masing-masing sel.
Anatomi dan Morfologi Protozoa
Secara morfologi dan anatomi, struktur sel protozoa sama
seperti sel – sel pada organisme multiseluler. Namun karena harus menjalankan
seluruh fungsi kehidupan, sel protozoa mempunyai beberapa organela yang unik.
Organella untuk Pergerakan Protozoa
Cilia dan flagella
Sebagian besar protozoa mempunyai
alat gerak berupa cilia dan flagella. Terkadang cilia dan flagella dapat dengan
mudah dibedakan dari penampakannya. Cilia terlihat cenderung pendek sedangkan
flagella terlihat cenderung panjang. Perbedaan lain antara cilia dan flagella
dapat dilihat dari arah pergerakannya. Pergerakan Cilia adalah mendorong air
sejajar dengan permukaan cilia melekat. Sedangkan pergerakan flagella adalah
mendorong air sejajar dengan sumbu utama flagella.
Gambar 1. Perbedaan Cilia dan flagella yang merupakan alat gerak pada protozoa |
Flagella dalam satu sel jumlahnya
tidak lebih dari 10 buah sedangkan cilia jumlahnya bisa ribuan dalam tiap sel,
Kecuali pada kelompok Euglenista yang memiliki banyak flagella.
Cilia dan flagella tersusun dari
sembilan pasang mikrotubulus longitudinal yang tersusun melingkar mengeliling
sepasang tubulus di pusat lingkaran. Kesatuan dari 10 pasang mikrotubulus
tersebut dinamakan dengan axoneme. Axoneme diselubungi oleh suatu
membran yang juga menyelubungi seluruh permukaan sel. Ujung pangkal axoneme
pada basal body melekat pada kinetosome. Kinetosome merupakan struktur
berbentuk piringan yang di dalamnya terdapat sembilan group mikrobubulus.
Tiap-tiap satu group terdiri dari 3 mikrotubulus (triplet). Kinetosome
mempunyai struktur yang sama dengan Centriole. Centriole dari
beberapa flagellata berasal dari kinetosome atau kinetosome berfungsi sebagai Centriole.
Gambar 2. Perbedaan Cilia dan flagella yang merupakan alat gerak pada protozoa |
Pseudopodia atau kaki semu
Pseudopodia adalah alat gerak
yang dimiliki oleh amoeba. Pergerakan yang menggunakan pseudopodia disebut
dengan gerakan amoeboid. Namun selain amoeba beberapa protozoa lain juga
memanfaatkan Pseudopodia untuk bergerak.
Mekanisme pergerakan menggunakan Pseudopodia
atau kaki semu memanfaatkan protein aktin dan miosin seperti pada otot
vertebrata. Ketika di satu sisi protein aktin dan miosin mengalami kontraksi
dan di sisi lain protein protein aktin dan miosin mengalami relaksasi,
sitoplasma akan akan mengalir ke sisi yang mengalami relaksasi sehingga
menyebabkan pergerakan.
Gambar 3. Mekanisme pergerakan kaki semu pada protozoa |
Secara morfologi Pseudopodia atau kaki semu pada protozoa
dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu filopodia, lobopodia, rhizopodia, and
axopodia. Namun tipe lobopodia adalah tipe Pseudopodia atau kaki
semu yang paling banyak dijumpai pada protozoa.
Pseudopodia atau kaki semu tipe lobopodia
berbentuk tumpul serta terdiri dari bagian ektoderma dan endoderma. Ektoderma
merupakan cairan semi koloid yang berbentuk seperti gel dan terletak di dekat
permukaan mmbran sel. Endoderma lebih cair daripada ektoderma dan
terletak lebih dalam daripada ektoderma.
Pseudopodia atau kaki semu tipe filopodia
berbentuk tipis, biasanya bercabang dan hanya merupakan bagian ektoderma
(semikoloid). Pseudopodia atau kaki semu tipe filopodia dimiliki oleh
amoeba yang masuk kelas Filosea, seperti Euglypha.
Pseudopodia atau kaki semu tipe Reticulopodia
mempunyai struktur yang hampir sama dengan Pseudopodia atau kaki semu tipe Reticulopodia.
Namun Pseudopodia atau kaki semu tipe Reticulopodia bergabung antara
satu dengan yang lainnya membentuk struktur seperti jaring.
Baca Juga :
Karakteristik dan Ciri-Ciri Cestoda Atau Cacing Pita
Karakteristik dan Ciri-ciri Nematoda.
Nutrisi dan Sistem Pencernaan Protozoa
Protozoa ada yang bersifat autotrof
dan ada juga yang bersifat heterotrof. Autotrof adalah
organisme yang mampu mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkan dari
senyawa anorganik yang ada di lingkungan. Heterotrof adalah adalah organisme
yang mengambil senyawa organik dari organisme lain untuk mencukupi
kebutuhannya.
Protozoa yang bersifat
heterotroph juga dibagi menjadi 2, yaitu fagotrof atau holozoic
feeder. dan osmotrof atau saprozoic feeder.
Fagotrof atau holozoic
feeder adalah protozoa yang memfagositosis atau menelan partikel dari
lingkungan yang berbentuk padat.
Osmotrof atau saprozoic
feeder adalah protozoa yang memfagositosis atau menelan partikel dari
lingkungan yang berbentuk cair.
Sistem ekskresi dan osmorgulasi pada Protozoa
Pengaturan keseimbangan cairan
atau osmoregulasi pada protozoa diatur oleh vakuola kontraktil (Contractile
vacuole). Vakuola kontraktil (Contractile vacuole) berada
pada ektoplasma. Vakuola kontraktil (Contractile vacuole)
tersebut memompa air dengan tujuan mengurangi kelebihan air yang berada pada
sitoplasma.
Nitrogen sisa metabolisme yang
menyebar di seluruh merman sel juga dapat dikeluarkan oleh vakuola
kontraktil (Contractile vacuole).
Gambar 4. Vakuola kontraktil berfungsi menjaga keseimbangan cairan pada Protozoa |
Sistem Reproduksi Protozoa
Reproduksi atau perbanyakan pada
protozoa disebut dengan fission. Dan tipe yang paling banyak ditemui
adalah binary fission. Binary fission adalah
membelahnya 1 sel protozoa menjadi 2 sel protozoa yang baru yang identik.
Gambar 5. Binary fission atau pembelahan biner pada Paramecium ( Protozoa ) |
Selain Binary fission,
beberapa spesies protozoa bereproduksi dengan cara multiple fission
atau schizogony, yaitu satu sel protozoa membelah menjadi
beberapa sel. Multiple fission atau schizogony diawali
dengan pembelahan sitoplasma kemudian diikuti oleh pembelahan inti sel berkali
dan tiap-tiap inti sel yang telah terbentuk kemudian memisahkan diri sehingga
terbentuk banyak protozoa baru.
Meskipun banyak protozoa yang
bereproduksi secara aseksual, namun ada beberapa spesies yang bereproduksi
secara seksual.
Demikian Postingan kali ini tentang Morfologi, Organella, Nutrisi dan Reproduksi Protozoa. Semoga Bermanfaat
Kata Kunci :
Morfologi, Organella, Nutrisi dan Reproduksi ProtozoaAnatomi dan Morfologi Protozoa, Organella untuk Pergerakan Protozoa, Cilia dan flagella, Perbedaan Cilia dan flagella yang merupakan alat gerak pada protozoa, Perbedaan Cilia dan flagella yang merupakan alat gerak pada protozoa, Mekanisme pergerakan kaki semu pada protozoa, Vakuola kontraktil berfungsi menjaga keseimbangan cairan pada Protozoa, Binary fission atau pembelahan biner pada Paramecium ( Protozoa ), Organella untuk Pergerakan Protozoa, Pseudopodia atau kaki semu, Nutrisi dan Sistem Pencernaan Protozoa, Sistem ekskresi dan osmorgulasi pada Protozoa, Sistem Reproduksi Protozoa
Demikian Postingan kali ini tentang Morfologi, Organella, Nutrisi dan Reproduksi Protozoa. Semoga Bermanfaat
Kata Kunci :
Morfologi, Organella, Nutrisi dan Reproduksi ProtozoaAnatomi dan Morfologi Protozoa, Organella untuk Pergerakan Protozoa, Cilia dan flagella, Perbedaan Cilia dan flagella yang merupakan alat gerak pada protozoa, Perbedaan Cilia dan flagella yang merupakan alat gerak pada protozoa, Mekanisme pergerakan kaki semu pada protozoa, Vakuola kontraktil berfungsi menjaga keseimbangan cairan pada Protozoa, Binary fission atau pembelahan biner pada Paramecium ( Protozoa ), Organella untuk Pergerakan Protozoa, Pseudopodia atau kaki semu, Nutrisi dan Sistem Pencernaan Protozoa, Sistem ekskresi dan osmorgulasi pada Protozoa, Sistem Reproduksi Protozoa
0 komentar