Tujuan Praktikum
Praktikum Mikologi Pengenalan Mikroskopik Jamur Bertujuan untuk
mengamati struktur mikroskopik jamur.
Prinsip Praktikum Mikologi : Pengenalan Mikroskopik Jamur
Pengamatan preparat
awetan atau preparat segar, dilakukan dengan mikroskop perbesaran lemah atau
sedang; menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian jamur secara
lengkap.
Dasar Teori Praktikum Mikologi : Pengenalan Mikroskopik Jamur
A. Pendahuluan
Mikologi
berasal dari kata : myces = jamur dan
logos = ilmu. Jadi, mikologi adalah
disiplin ilmu yang mempelajari tentang jamur. Istilah jamur memiliki banyak
sinonim, seperti fungsi, myces, kapang, kulat lapuk dan sebagainya. Pemakaian
istilah ini disesuaikan dengan dimana jamur tersebut ditemukan.
Jamur
adalah jenis tumbuhan rendah yang tidak memiliki klorofil (pigmen hijau daun),
sehingga tidak mampu membentuk makanan sendiri. Untuk melangsungkan hidupnya,
jamur bergantung pada organism lain. Oleh karena itu Jamur bersifat
heterotrofik. Jamur dapat berperan sebagai saprofit yaitu jamur tidak
merugikan hospes yang ditumpanginya) atau sebagai parasit yaitu jamur
merugikan hospesnya. Ada pula jamur yang bersifat oportunistik, yaitu
jamur dapat menimbulkan penyakit ketika daya tahan tubuh hospes menurun atau
rendah.
Untuk
pertumbuhannya, jamur memerlukan kondisi habitat yang memiliki kelembaban
tinggi, tersedia bahan organik serta tersedia cukup oksigen untuk kepentingan
hidupnya. Kebanyakan jamur hidup dari bahan organik yang mati atau yang
mengalami pembusukan. Tetapi beberapa spesies hidup pada jaringan organisme
yang masih hidup, misalnya pada tumbuhan, hewan dan manusia.
Peranan jamur dalam
kehidupan sehari-hari dapat bersifat buruk dan baik. Buruknya yaitu dapat
merusak semua barang-barang yang ada di sekitar kita (misalnya makanan dan
pakaian), sedangkan baiknya dapat digunakan dalam pengembangan industri
makanan, obat-obatan (misalnya antibiotik). Beberapa jamur dapat menghasilkan
racun (toksin).
Jamur
yang bersifat pathogen umumnya tidak menghasilkan toksin. Pada hospes, jamur pathogen
secara teratur mengakibatkan hipersensitivtas terhadap unsur-unsur kimianya.
Baca Juga :
B. Struktur dan Morfologi jamur
Walaupun
bercak-bercak (koloni) jamur itu dapat dilihat tetapi dalam kenyataannya
masing-masing selnya bersifat mikroskopik. Jamur tersusun dari hifa,
yaitu benang benang sel yang memanjang serta saling berhubungan.
Pada sebagian hifa
jamur terdapat septa. Septa adalah membagi hifa
menjadi banyak sel dan tiap sel mempunyai inti sel. Namun pada beberapa kelas,
beberapa sel mempunyai banyak inti sel. Hifa tersebut disebut dengan hifa senosit
Tetapi dari beberapa
kelas terdapat juga bahwa pada strutur hifanya terdapat nucleus dalam jumlah
yang banyak, hifa semacam ini disebut
hifa senosit.
Dalam
menggunakan mikroskop, jenis-jenis hifa jamur terkadang sulit dibedakan
dikarenakan sifat hifa yang lentur dan mudah patah,
Apabila
jamur mengadakan pertumbuhan, hifa-hifa
tersusun membelit dan membuat pola anyaman yang disebut miselium (miselia). Bentuk miselium
bermacam-macam, dan warnanya juga berbeda-beda. Warna koloni jamur dapat
terbentuk setelah jamur membentuk spora. Untuk mendeterminasi jenis jamur, dapat dilakukan berdasarkan
tiga bentuk jamur yaitu : koloni, hifa dan spora.
1. Koloni
Koloni adalah
kumpulan jamur sejenis yang terdapat dalam ruang yang sama. Koloni jamur dapat
dipergunakan untuk mempermudah identifikasi jamur, karena memiliki bentuk,
sifat, warna yang berlainan antara
anggota jamur yang satu dengan lainnya.
Terdapat tiga macam koloni jamur, yaitu :
.Koloni ragi (yeast colony), terdiri dari sel-sel ragi dan tidak mempunyai miselium. Sel ragi
membentuk tunas, dan pada jamur-jamur tertentu ada yang membentuk askospora.
Koloni
menyerupai ragi (yeast –like colony),
terdiri dari sel sel ragi dan miselium semu (pseudomiselium).
Sel sel ragi membentuk tunas, tetapi tidak membentuk askospra.
Koloni filament,
terdiri atas hifa sejati yang membentuk miselium dan juga spora.
2. Hifa
Hifa merupakan
benang-benang (filamen) yang terdiri dari komponen dinding sel, cairan sel
(protoplasma) dan inti (nukleus). Pada umumnya hifa mempunyai sekat (septa) dan
pertumbuahannya terjadi pada ujung hifa.
Menurut fungsinya, hifa dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
Hifa vegetatif adalah hifa yang menuju
ke arah substrat (bawah) yang berfungsi untuk mengambil zat-zat makanan.
Hifa udara adalah hifa yang arah
pertumbuhannya bertentangan dengan hifa vegetative, yaitu kearah udara (atas)
dan berfungsi untuk pengambilan oksigen.
Hifa produktif adalah hifa yang pada
umumnya menjulang ke atas permukaan, yang fungsinya untuk membentuk alat-alat
reproduksi (misalnya konidiofora,
konidispora dan lain sebagainya)
Menurut bentuknya, hifa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
-
Hifa bersepta,
Hifa bersepta adalah hifa yang dibatasi oleh
dinding pemisah,sehingga hifa terpisah-pisah menjadi banyak sel.
-
Hifa tidak bersepta
Hifa tidak bersepta adalah hifa yang tidak dipisahkan oleh
dinding, sehingga tampak adanya sel-sel yang memanjang seperti pipa.
-
Hifa semu
Hifa semu adalah hifa
yang menyerupai rangkaian sel-sel, tetapi sel-sel tersebut sewaktu-waktu dapat
berpisah (misalnya pada ragi (yeast).
Menurut warnanya, hifa jamur
ada yang bewarna dan ada yang tidak. Warna pada hifa sebenarnya merupakan
pigmen yang dihasilkan oleh spora jamur. Adanya spora jamur muda dan tua,
ternyata juga dapat mempengaruhi warna pada koloni.
3. Spora
Spora jamur
merupakan alat reproduksi. Reproduksi jamur dapat dilakukan secara vegetatif
dan generatif, sehingga spora jamur dapat dibedakan menjadi spora seksual dan
aseksual.
a.Spora seksual ada 4 macam, yaitu : askospora,
basidiospora, zigospora dan oospora
b.Spora aseksual ada 3 macam, yaitu : talospora,
konidiospora, dan sporangiospora.
Alat Dan Bahan
Alat
1. Ose jamur (Ent)
2. Gelas objek
3. Cover glass
4. Lampu spiritus
5. Mikroskop
Bahan
1. Lactophenol cotton blue
2. Koloni kapang dan khamir
Cara
Kerja
A. Pengamatan Makroskopik Jamur
1. Beberapa koloni kapang dan khamir disiapkan
2. Warna (permukaan/sebaliknya), tekstur, topografi dan tetesan
eksudat diamati
B. Pengamatan Mikroskopik (sel dan hifa)
1. Gelas objek serta cover glass disiapkan
2. Gelas objek ditetesi 1 tetes lactophenol
cotton blue
3. Diambil koloni kapang maupun khamir dengan menggunakan ose jamur
4. Diletakkan diatas tetesan lactophenol
cotton blue dan diratakan
5. Diamati dengan menggunakan mikroskop pembesaran objektif (10x -
40x)
6. Diperhatikan hifa berseptum atau tidak, hialin atau berwarna,
serta bentuk hifa (berspiral, bernodul, berizoid)
7. Sora aseksual serta spora seksual kalau ada diperhatikan
8. Untuk khamir, bentukn sel, dinding sel (halus, kasar, berpigmen
atau tidak), spora aseksual dan seksual kalau ada, budding serta pseudohifa
diperhatikan
9. Semua hasil pengamatan dicatat dan digambar
Beberapa Karakteristik koloni jamur yang perlu
diperhatikan:
Warna
Warna yang perlu diperhatikan adalah
warna permukaan koloni dan warna sebalik koloni (rever side). Warna koloni bervariasi (putih, abu-abu, hijau, muda,
hijau kekuningan, dll)sesuai dengan warna sel, spora atau konidianya.
Tekstur
Tekstur koloni yang dilihat
merupakan aerial hipha (hifa udara).
Berikut ini beberapa tektur hifa jamur:
§ Absent: Koloni dengan
miselium tenggelam, permukaan agak halus.
§ Cattony: Koloni dengan
hifa aerial yang panjang dan padat,
menyerupai kapas.
§ Wooly: Koloni dengan
tenunan hifa atau kumpulan hifa hampir panjang, tenunannya mirip kain wool.
§ Velvety: Koloni dengan
hifa aerial yang pendek menyerupai
kain beledru.
§ Downy: Koloni dengan
hifa halus, pendek dan tegak, secara keseluruhan sering transparan.
§ Glabrous atau waxy:
Koloni dengan permukaan halus, karena tidak ada hifa aerial. Biasanya koloni khamir berbentuk seperti ini.
§ Granular atau powdery:
Koloni rata dan terlihat banyak konidia yang terbentuk. Koloni granular tampak lebih kasar
permukaannya, sementara itu koloni powdery
permukaannya kelihatan seperti tepung.
Topografi
§ Rugose: Koloni yang
memiliki alur-alur yang ketinggiannya tidak
beraturan dan tampak merupakan garis radial dari rever side.
§ Umbonate: Koloni yang
memiliki penonjolan seperti sebuah kancing pada bagian tengah koloni.
Seringkali koloni ini juga memiliki alur-alur garis radial.
§ Verrugose: Koloni yang
memiliki penampakan kusut dan keriput. Biasanya koloni tidak memiliki aerial
hifa.
Tetesan Eksudat
Pada beberapa koloni jamur sering
terlihat adanya tetesan eksudat yang merupakan titik-titik cairan yang terlihat
pada permukaan koloni. Biasanya eksudat ini merupakan hasil metabolit sekunder
dari jamur.
Garis Radial dan Lingkaran Konsentris
Garis-garis radial dari pusat koloni ke
arah tepi koloni serta lingkaran konsentris ada atau tidak juga diamati. Garis
radial merupakan garis yang terlihat seperti jari-jari koloni, sedangkan
lingkaran konsentris merupakan lingkaran-lingkaran yang terbentuk dalam suatu
koloni. Garis radial dan lingkaran konsentris seringkali lebih jelas terlihat
pada rever side.
Demikian Postingan tentang Praktikum Mikologi : Pengenalan Mikroskopik Jamur. Semoga Bermanfaat
Demikian Postingan tentang Praktikum Mikologi : Pengenalan Mikroskopik Jamur. Semoga Bermanfaat
Kata Kunci :
Mikroskopik Jamur, praktikum mikologi, materi mikologi, pengertian mikologi, Struktur dan Morfologi jamur, hifa jamur, Septa jamur, hifa senosit adalah, miselium adalah, koloni jamur, Koloni ragi, Koloni menyerupai ragi, Koloni filament, hifa jamur, Hifa vegetatif, Hifa udara, Hifa produktif, Spora seksual, Spora aseksual, tekstur jamur, garis kosentris jamur
0 komentar