Bakteri Staphylococcus
adalah bakteri yang berbentuk bulat (coccus) dan akteri merupakan gram positif
(+). Bakteri gram positif (+) adalah bakteri yang menghasilkan warna biru atau
ungu. Staphylococcus adalah bakteri yang banyak terdapat pada kulit
manusia.
Saat ini ada sekitar 47 spesies dalam genus Staphylococcus namun hanya
ada beberapa spesies dari genus Staphylococcus yang dianggap penting berperan
dalam penyakit patogen, yaitu :
1. Staphylococcus aureus
2. Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus capitis,
Staphylococcus hominis
3. Staphylococcus
saprophyticus.
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
merupakan bakteri dari genus Staphylococcus yang dianggap paling banyak menyebabkan patogen. Pengamatan
menggunakan miroskop menunjukkan bahwa Staphylococcus aureus membentuk
koloni yang menyerupai anggur.
Pertumbuhan dan metabolisme bakteri Staphylococcus aureus
Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus media blood agar, terdapat zona hemolisis yang disebabkan oleh α-toxin dan β-toxin |
Baca Juga : Pertumbuhan, Reproduksi dan Rekombinasi Bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus tumbuh
optimum pada suhu 370C dan dapat hidup pada kisaran suhu 100C
hingga 460C. Bakteri Staphylococcus aureus bersifat facultative
anaerobe yang artinya dapat hidup dengan baik dengan oksigen maupun tanpa
oksigen.
Bakteri Staphylococcus aureus
mampu hidup dalam lingkungan dengan konsentrasi garam yang tinggi (7,5% - 10 %),
di lingkungan dengan pH ekstrim dan lingkungan dengan suhu tinggi ( dapat hidup
bertahan hidup pada pemanasan dengan suhu 600C selama 60 menit).
Bakteri Staphylococcus aureus
tetep viable ketika berada pada kondisi udara kering selama berbulan-bulan
serta tahan terhadap banyak antibiotic dan desinfektan. Dengan berbagai
karakteristik yang telah disebut diatas, Bakteri Staphylococcus aureus menjadi
salah satu bakteri patogen yang kuat meskipun tidak mampu membentuk spora dan
menjadi salah satu bakteri yang menyebabkan masalah di rumah sakit.
Faktor virulensi yang dimiliki oleh bakteri Staphylococcus aureus
Faktor virulensi adalah hal-hal
atau sesuatu yang memicu terjadinya suatu penyakit. Faktor virulensi bakteri Staphylococcus
aureus adalah sesuatu yang dimiliki oleh bakteri Staphylococcus aureus
dan sesuatu tersebut memberikan kontribusi bakteri Staphylococcus aureus
dalam menyebabkan suatu penyakit.
Faktor virulensi bakteri Staphylococcus
aureus berupa enzim dan toxin yang mampu dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Enzim yang mampu dihasilkan oleh Bakteri
Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut :
- Enzim koagulase
Bakteri Staphylococcus
aureus mampu memnghasilkan enzim koagulase. Enzim koagulase adalah
suatu enzim yang dapat menggumpalkan plasma darah. Kontribusi enzim
koagulase dalam menyebabkan suatu penyakit belum diketahui secara jelas.
Yang saat ini diketahui adalah Enzim koagulase menyebabkan fibrin
berkumpul di sekitar sel Bakteri Staphylococcus aureus. Berkumpulnya fibrin
tersebut dapat menghentikan mekanisme pertahanan tubuh, seperti fagositosis.
Fibrin yang berkumpul tersebut juga mempermudah sel Bakteri Staphylococcus
aureus menempel pada jaringan.
- Enzim hyaluronidase
Enzim hyaluronidase
adalah enzim yang mencerna asam hyaluronic. Asam hyaluronic
bertidak sebagai perekat (lem) antar sel.
- Enzim staphylokinase
Enzim staphylokinase
adalah enzim yang dapat mencerna gumpalan darah.
- Enzim nuklease
Enzim nuklease adalah
suatu enzim yang dapat mencerna DNA
- Enzim lipase
Enzim lipase
adalah enzim yang dapat mencerna lemak. Enzim lipase digunakan oleh bakteri Staphylococcus
aureus untuk menyerang permukaan kulit yang berminyak.
- Enzim penicillinase
Enzim penicillinase
adalah enzim yang menyebabkan antibiotik penicillin menjadi non-aktif. Dengan
mempunyai enzim penicillinase, bakteri Staphylococcus aureus menjadi
resisten terhadap antibiotik penicillin.
Toxin yang mampu dihasilkan oleh Bakteri
Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut :
- Hemolysin
Hemolysin
adalah toxin yang dapat memecah sel darah merah. Ada beberapa tipe Hemolysin
yaitu α-toxin, β-toxin, γ-toxin dan δ-toxin. Diantara tipe –
tipe hemolysin yang dimiliki oleh bakteri Staphylococcus aureus tersebut,
α-toxin mempunyai
efek yang paling berbahaya. Selain menyebabkan sel darah merah pecah (lisis), α-toxin juga menyebabkan kerusakan pada leukosit, jaringan
ginjal, jaringan otot rangka dan jaringan otot hati.
- Leucocidin
Leucocidin adalah
toxin yang dapat merusak membran sel neutrophil dan makrofag sehingga
menyebabkan sel neutrophil dan makrofag pecah (lisis). Oleh karena itu, Leucocidin
memberikan keuntungan bagi bakteri Staphylococcus aureus untuk melawan
atau melumpuhkan sistem pertahanan inang.
- Enterotoxin
Beberapa strain
bakteri Staphylococcus aureus dapat menghasilkan eksotoksin yang
dinamakan dengan Enterotoxin. Enterotoxin bekerja pada saluran pencernakan. Enterotoxin
menyebabkan terjadinya mual, muntah dan diare.
- Exfoliative toxin
Exfoliative toxin
adalah toxin yang dihasilkan oleh suatu strain dari bakteri Staphylococcus
aureus. Exfoliative toxin dapat menyebabkan memisahnya epidermis kulit dari
bagian dermis kulit. Jika terkena Exfoliative toxin yang dihasilkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus, kulit akan mengelupas dan terlihat seperti kulit
yang terbakar.
Exfoliative toxin menyebabkan k |
- Toxic Shock Syndrome Toxin (TSST)
Toxic Shock Syndrome Toxin (TSST)
adalah toxin yang Menginduksi demam, muntah, ruam, kerusakan organ.
Demikian postingan tentang Karakteristik dan Faktor virulensi Bakteri Staphylococcus aureus. SEMOGA BERMANFAAT
Kata Kunci :
macam macam bakteri Staphylococcus, ciri ciri bakteri Staphylococcus, ciri ciri bakteri, Staphylococcus aureus, koloni Staphylococcus aureus, enzim Staphylococcus aureus, racun, Staphylococcus aureus, toxin Staphylococcus aureus, Faktor virulensi yang dimiliki oleh bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus aureus adalah, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
0 komentar