Tujuan Praktikum Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis
Praktikum ini bertujuan untuk
mengamati jamur penyebab mikosis
Dasar Teori Praktikum Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis
Mikosis
adalah penyakit yang disebabkan karena adanya pertumbuhan jamur di dalam jaringan tubuh manusia atau hewan.
Klasifikasi Jamur Penyebab Mikosis
Berdasarkan
letak infeksinya, mikosis dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.
Mikosis Superfisial
Mikosis Superfisial adalah jamur-jamur yang menyerang lapisan
luar dari kulit, kuku dan rambut.
Mikosis superfisial juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Dermatofisis
Mikosis Superfisial Dermatofisis
adalah jamur yang menyerang atau menimbulkan kelainan pada epidermidis mulai dari startum korneum
sampai startum basalis.
Mikosis Superfisial Dermatofisis
terdiri dari :
- Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah jamur yang menyerang rambut dan kulit kepala
- Tinea kruris
Tinea kruris adalah jamur yang menyerang kulit lipat paha,
perineum, sekitar anus dan meluas sampai ke daerah gluteus, perut bagian bawah dan ketiak.
- Tinea korporis
Tinea korpuris adalah jamur yang menyerang kulit tubuh yang
berambut
- Tinea pedis
Tinea pedis adalah jamur yang menyerang daerah kaki, terutama pada
telapak kaki
- Tinea manus
Tinea manus adalah jamur yang menyerang daerah tangan, terutama
sela-sela jari
- Tinea unguium
Tinea unguium adalah jamur yang menyerang kuku
- Tinea imbrikata
Tinea imbrikata adalah jamur yang menyerang seluruh badan dengan
memberikan gambaran klinik yang khas
- Tinea barbae
Tinea barbae adalah jamur yang menyerang daerah dagu, jenggot,
kumis dan jambang.
- Tinea favosa
Tinea favosa adalah jamur yang menyerang kulit kepala dan dapat
meluas ke tubuh dan juga kuku.
Baca Juga : Uji Biokimia Bakteri : Uji Katalase Bakteri
b. Mikosis Superfisial non-dermatofisis
Mikosis Superfisial non-dermatofisis
adalah jamur yang hidup pada keratin yang terdapat pada epidermis, rambut,
kuku, sehingga infeksinya lebih
dalam.
dalam.
Mikosis Superfisial non-dermatofisis
terdiri dari :
- Tinea versicolor
Tinea versicolor adalah jamur yang dikenal dengan nama panu.
- Piedra hitam
Piedra hitam adalah penyakit jamur yang disebabkan jamur Pidra
hortai
- Piedra putih
Piedra putih adalah penyebab jamur yang disebabkan oleh jamur Trichosporom
beigelii
- Critrasma
Critrasma adalah penyebab jamur yang disebabkan oleh jamur Norcardia
minutissima
- Otomikosis
Otomikosis adalah jamur yang menyerang liang telinga
- Tinea nigra Palmaris
Tinea nigra Palmaris adalah penyakit jamur yang disebabkan Cladosporium
werneckii
2. Mikosis
Intermedium
Mikosis Intermedium adalah jamur -jamur yang menyerang kulit,
mukosa dan subkutis dan alar-alat dalam. Mikosis Intermedium biasanya disebabkan oleh species
candida, sehingga penyakitnya disebut kandidiasis. Contohnya : Candida aibicans.
3.
Mikosis Sistemik
Mikosis Sistemik adalah jamur-jamur yang menyerang organ-organ
dalam dan subkutis (subkutan).
Cara Diagnosis Jamur Penyebab Mikosis
1. Pemeriksaan preparat langsung Jamur Penyebab Mikosis
Pemeriksaan preparat langsung adalah melakukan pengamatan langsung
pada sampel yang terinfeksi jamur. Sampel yang diperiksa dapat berupa kulit,
rambut atau kuku. Pemeriksaan preparat langsung dilakukan dengan membasahi
sampel dengan larutan KOH 10-40 % yang menyebabkan keratin kulit atau kuku
larut, sehingga tertinggal hifa jamur yang menginfeksi.
2. Pembiakan jamur Jamur Penyebab Mikosis
Jamur yang diambil dari sampel terinfeksi dibiakkan dalam Media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) pada suhu kamar 25-300C dan diinkubasi selama 1
minggu. Kemudian dilakukan pengamatan. Adapun pengamatan yang dilakukan
meliputi :
A. bentuk koloni :
Bentuk koloni jamur dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Koloni ragi (yeast) :
Koloni ragi (yeast) secara makroskopis tampak bulat, lunak,
pendek, halus, rata, mengkilap, tidak berpigmen, berwarna kuning seperti koloni
bakteri. Apabila diperiksa menggunakan mikroskop terdapat sel-sel ragi yang
bulat dan tampak bertunas.
- Koloni menyerupai ragi (yeast)
Koloni menyerupai ragi (yeast) tampak seperti kapas, berupa
benang-benang halus, permukaan dan pinggirnya tidak rata, menonjol di atas
permukaan medium. Apabila diamati menggunakan mikroskop tampak adanya hifa
sejati, berupa benang-benang yang bersifat kontur ganda, berinti dan bersekat.
Kadang-kadang ada yang memiliki dua bentuk koloni bila diinkubasi dalam suhu
yang berbeda.
B. Bentuk hifa
C. Bentuk spora
3. Reaksi imunologi
Diagnosis
Jamur Penyebab Mikosis dapat dilakukan dengan memanfaatkan reaksi imunologi.
Metode ini dilakukan dengan menyuntikkan antigen yang dibuat dari koloni jamur
secara intra kutan. Contoh :
- Reaksi trikofitin
Reaksi trikofitin adalah reaksi imunologi karena antigen yang
dibuat dari hasil pembiakkan trikomikosis. Jika positif (+) terjadi reaksi,
berarti ada infeksi jamur Trichophyton.
- Reaksi histoplasmin
Reaksi histoplasmin adalah reaksi imunologi karena antigen yang
dibuat dari hasil pembiakkan Histoplasma capsulatum. Jika positif (+)
terjadi reaksi, berarti ada infeksi Histoplasma capsulatum.
- Reaksi sporotrikin adalah reaksi imunologi
karena antigen yang dibuat dari hasil pembiakkan Sporotrichum schenkii Jika
positif (+) terjadi reaksi, berarti ada infeksi jamur sporotrichum sp.
4. Pemeriksaan histopatologi (biopsy)
Pemeriksaan histopatologi (biopsy) Khusus dilakukan untuk
pemeriksaan penyakit mikosis dalam. Dengan pewarnaan khusus, maka dari suatu
jaringan biopsy dapat dicari elemen jamur jaringan tersebut. Dalam pewarnaan
seperti pewarnaan Gram, HE dan PAS, dapat mewarnai jamur dalam jaringan
sehingga tampak lebih jelas. Disamping itu pemeriksaan histopstologi sangat
penting untuk melihat reaksi jaringan akibat infeksi jamur.
5. Pemeriksaan dengan sinar wood
Sinar Wood adalah sinar ultraviolet (UV) yang setelah melewati
suatu “saringan wood”, sinar yang tadinya bersifat polikromatis menjadi monokromatis
dengan panjang gelombang 360 nm.
Bila sinar ini diarahkan ke kulit atau ke rambut, terutama bagian
yang mengalami infeksi jamur, maka sinar ini berubah menjadi sinar yang dapat
dilihat, dengan memberi warna kehijauan atau flouresensi. Bila pemeriksaan
memberian flouresensi, maka hasil pemeriksaan dengan sinar wood tersebut
dinyatakan positif, bila tidak ada flouresensi, maka dinyatakan negatif.
Jamur-jamur yang memberikan flouresensi adalah Microsporum
lanosum, Microsporum audolini, Microsporum canis dan
Malassezia furfur.
Baca Juga : Penyebab dan Gejala Penyakit Asma
Alat
Peralatan
yang dibutuhkan dalam paktikum Mikologi Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis
adalah :
- Gelas
objek
- Cover
glass
- Ose
jamur (Ent)
- Cawan
Petri steril
- Pinset
steril
- Skalpel
steril
- Lampu
spiritus
- Mikroskop
Bahan
Bahan-bahan
yang diperlukan dalam praktikum Mikologi Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis
adalah :
- Lactophenol
cotton blue
- Larutan
KOH 10%, 20%, atau 40%
- Preparat
awetan
- Biakan murni jamur
- Kerokan kulit atau kuku yang dicurigain terinfeksi jamur
Cara Kerja
Dalam
praktikum Mikologi Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis. Terdapat beberapa
langkah kerja yang harus diikuti, diantaranya :
A. Pengamatan preparat awetan
1. Amatilah preparat awetan dengan mikroskop perbesaran lemah atau
sedang
2. Gambar dan berilah keterangan
2. Gambar dan berilah keterangan
B. Pengamatan Preparat Segar
1.
Buatlah preparat lekapan basah dengan cat Lactophenol cotton blue
2.
Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah atau sedang
3. Gambar dan berilah keterangan
C. Pengamatan Jamur dari Kulit atau Kuku
1. Lakukanlah desinfeksi kulit atau kuku yang
akan dikerok dengan alkohol 70%
2. Keroklah kulit atau kuku yang dicurigai
terinfeksi jamur dengan skalpel steril, sebaiknya kerokan dilakukan dari
lateral ke medium
3. Tampunglah hasil kerokan pada cawan Petri
steril
4. Teteskan satu atau dua tetes larutan KOH 10%
untuk kerokan kulit, atau larutan KOH 40% untuk kuku di bagian tengah gelas
objek yang bebas debu dan lemak
5. Ambilah kerokan kulit atau kuku dengan ose
Ent, letakkan pada larutan KOH, biarkan 10-15 menit, bila perlu berilah
perlakuan pemanasan (fiksasi)
6. Tutuplah dengan cover glass, hindari adanya
gelembung udara
7. Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah
atau sedang
D. Pengamatan Jamur dari Rambut
1. Lakukanlah desinfeksi pada rambut yang
dicurigai terinfeksi jamur
2. Cabutlah rambut tersebut
3. Tampunglah hasil sampel pada cawan Petri
4. Teteskan satu tau dua tetes larutan KOH 20%
di bagian tengahn gelas objek yang bebas debu dan lemak
5. Ambilah sampel rambut dengan pinset steril,
letakkan pada larutan KOH, biarkan 10-15 menit, bila perlu berilah perlakuan
pemanasan
6. Tutuplah dengan cover glass, hindari adanya
gelembung udara
7. Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah
atau sedang
Demikian Postingan tentang Praktikum Mikologi : Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis. Semoga Bermanfaat
Kata Kunci :
Tujuan Praktikum Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis, Dasar Teori Praktikum Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis, Klasifikasi Jamur Penyebab Mikosis, Mikosis Superfisial, Dermatofisis, Mikosis Superfisial Dermatofisis adalah, Mikosis Superfisial non-dermatofisis adalah, Mikosis Intermedium, Mikosis Sistemik, Cara Diagnosis Jamur Penyebab Mikosis, Pemeriksaan preparat langsung Jamur Penyebab Mikosis, Pembiakan jamur Jamur Penyebab Mikosis, bentuk koloni, Koloni ragi (yeast), Koloni menyerupai ragi (yeast), Bentuk hifa, Bentuk spora, pemeriksaan jamur secara reaksi imunologi, Pemeriksaan histopatologi (biopsy) pada jamur, Pemeriksaan dengan sinar wood pada jamur, cara Pengamatan Jamur dari Kulit atau Kuku, cara Pengamatan Jamur dari Rambut,
0 komentar