Klasifikasi ScMV (Sugarcane Mosaic Virus)
ScMV (Sugarcane
Mosaic Virus) termasuk kedalam suku Potyviridae, marga Potyvirus. Menurut jumlah molekul genomnya Potyvirus adalah anggota kelompok monopartite (satu molekul asam nukleat) berupa RNA. Penentuan
klasifikasi virus pada tingkat suku didasarkan pada komposisi kimia, cara replikasi virus,
struktur dan bentuk, partikel virus, dan genom virus (Akin, 2006). Sedangkan
pada tingkat marga didasarkan pada cara replikasi virus, ukuran nukleotida,
homologi runutan nukleotida, hubungan dengan vektor, organisasi, dan jumlah
segmen virus.
ScMV (Sugarcane
Mosaic Virus) pertama kali diidentifikasi di California pada tanaman jagung manis pada tahun 1962. Tanaman yang terinfeksi dengan virus menunjukkan pola mosaik pada daun yang terdiri dari
garis- garis linier yang rusak antara pembuluh daun.
Terdapat 13
strain ScMV di Amerika yaitu: ScMV-A, ScMV-B, ScMV-C, ScMV-D, ScMV-E, ScMV-F, ScMV-G, ScMV-H, ScMV-I, ScMV-J, ScMV-K, ScMV-L dan ScMV-M. Terdapat empat strain ScMV di Australia yang telah diidentifikasi gejala pada tanaman lain, antigenic property, dan
karakter dasarnya. Strain-strain tersebut adalah Johnsongrass (ScMV-JG),
Sugarcane (ScMV-SC), Queensland blue couch grass (ScMV-BC), dan Sabi
grass (ScMV-Sabi).
Baca Juga : Regulasi Ekspresi Gen Pada Eukariotik
Komposisi dan Struktur ScMV (Sugarcane Mosaic Virus)
Kelompok Potyvirus pada umumnya memiliki ukuran partikel 11 nm x
680-900 nm dan lebih berbentuk benang, akan tetapi
di dalam beberapa tumbuhan dan dalam konsentrasi magnesium yang tinggi dapat
lebih kaku. Partikel virus ScMV memiliki ukuran antara 650 dan 730 nm dan
diameter 11 sampai 13 nm.
Struktur virus mosaik marga Potyvirus berbentuk
seperti tongkat lentur atau flexious
rod). Potyvirus
memiliki selubung protein yang berfungsi untuk
penularan melalui kutu daun, pergerakan virus dari sel ke sel, pergerakan virus
secara sistemik, pembentukan selubung virus, dan replikasi virus. Selubung
protein juga mempunyai peranan penting dalam hal penyebaran virus,
sehingga informasi mengenai tingkat keragaman selubung protein penting untuk
diketahui.
Partikel virus marga Potyvirus; a). Partikel murni Sugarcane Mosaic Virus didalam jaringan daun jagung, b). Morfologi partikel virus marga Potyvirus |
Genom ScMV berupa positive single-standed RNA (+ssRNA) yang
ujung 3’ mengalami poliadenilasi panjangnya sekita 10 kb. Tipe +ssRNA
merupakan tipe genom yang dapat langsung berfungsi sebagai mRNA dan di dalam sel tanaman inang
akan langsung ditranslasi
menjadi protein struktur dan fungsional yang diperlukan dalam replikasi dan
patologitas.
Genom Potyvirus mempunyai satu open reading frame (ORF)
yang mengkode 340-350 KDa prekursor polyprotein.
Translasi RNA Potyvirus dimulai dari kodon awal AUG pada posisi nukleotida
145-147 dari ujung 5’ genom Potyvirus, stop kodon terletak pada nukleotida
ke 9525- 9589 bp dari ujung 3’ genom Potyvirus dan diikuti oleh sikuen
poliadenilasi (poly A).
Struktur gen pada Potyvirus |
Genom Potyvirus diekspresikan melalui translasi polyprotein dari
genom virus. Selanjutnya, polyprotein mengalami
pemotongan menjadi protein fungsional dan struktural sesuai dengan gen yang
menyandikannya di dalam sitoplasma. Selama dan sesudah translasi, terjadi pemotongan
polyprotein oleh protease yang berasal dari ekspresi dari genom Potyvirus.
Polyprotein yang diekspresikan oleh genom virus diproses menjadi 10 protein
fungsional oleh tiga jenis enzim proteinase yang dihasilkan oleh virus itu
sendiri.
Protein-protein tersebut memiliki peran yang saling berkaitan dan berhubungan. Protein inklusi (CI) dan protein
selubung (CP) berguna untuk pergerakan dari satu sel inang ke sel inang
lainnya melalui plasmodesmata. CP juga digunakan untuk pergerakan virion protein
dalam jaringan vaskuler melalui
interaksi dengan Hc-Pro pada domain C- dan N- terminalnya. HC-Pro berfungsi untuk menekan mekanisme pertahanan tanaman. Viral genome-linked protein (VPg) merupakan protein multifungsi yang berperan pada saat amplifikasi dan pergerakan virus yang berada pada ujung 5’ genom virus. Protein ini merupakan bagian Nproximal dari protein inklusi inti (NIa) dan terpisah secara autokatalik dari domain C-proximal proteinase (NIa-Pro). VPg berikatan secara kovalen dengan ujung 5’ RNA virus melalui ikatan fosfodiester pada residu asam amino tirosin yang terletak di bagian N-proximal. VPg mempunyai peranan penting untuk proses infeksi virus. VPg juga berinteraksi dengan faktor inisiasi translasi (eIF(iso)4E), dan diperlukan untuk infeksi secara sistemik. Genom Potyvirus mempunyai bagian yang tidak berubah (conserved) dan daerah yang bervariasi. Hc-Pro dan Nib merupakan bagian yang tidak berubah. Daerah yang bervariasi adalah P1, P3, dan CP.
interaksi dengan Hc-Pro pada domain C- dan N- terminalnya. HC-Pro berfungsi untuk menekan mekanisme pertahanan tanaman. Viral genome-linked protein (VPg) merupakan protein multifungsi yang berperan pada saat amplifikasi dan pergerakan virus yang berada pada ujung 5’ genom virus. Protein ini merupakan bagian Nproximal dari protein inklusi inti (NIa) dan terpisah secara autokatalik dari domain C-proximal proteinase (NIa-Pro). VPg berikatan secara kovalen dengan ujung 5’ RNA virus melalui ikatan fosfodiester pada residu asam amino tirosin yang terletak di bagian N-proximal. VPg mempunyai peranan penting untuk proses infeksi virus. VPg juga berinteraksi dengan faktor inisiasi translasi (eIF(iso)4E), dan diperlukan untuk infeksi secara sistemik. Genom Potyvirus mempunyai bagian yang tidak berubah (conserved) dan daerah yang bervariasi. Hc-Pro dan Nib merupakan bagian yang tidak berubah. Daerah yang bervariasi adalah P1, P3, dan CP.
Kisaran Inang ScMV (Sugarcane Mosaic Virus)
Sejak akhir abad 20-an para ahli virologi menggunakan kisaran
inang sebagai salah satu cara mengidentifikasi virus tanaman.
Virus ditularkan secara mekanik pada beberapa tanaman yang memiliki kekerabatan dekat dengan inang dan
dilihat gejalanya.
ScMV adalah tipe virus non persisten sehingga dapat
ditularkan dengan sap dan
memiliki kisaran inang yang luas . Kisaran inang ScMV meliputi Graminae,
sorgum, jagung dan beberapa rumput-rumputan liar termasuk juga tebu. Kisaran
inang ScMV adalah Saccharum spp., Sorghum bicolor,
Eleusine spp., Setaria spp., Panicum spp., dan Zea
mays.
Penularan dan Gejala ScMV (Sugarcane Mosaic Virus)
Marga Potyvirus termasuk kelompok virus yang banyak menyerang
tanaman. Mekanisme infeksi virus kedalam sel tumbuhan
melalui luka yang terjadi secara mekanis atau disebabkan oleh serangga vektor
golongan Aphid. Hal ini disebabkan sebagian besar virus tumbuhan tidak memiliki
alat untuk penitrasi materi genetik ke dalam dinding sel.
ScMV ditularkan secara mekanik oleh serangga vektor dengan cara nonpersisten. Serangga vektor penularan SCMV
adalah Dactynotus ambrosiae, Hysteroneora setariae, R. maidis,
Toxoptera graminum, dan
beberapa spesies Aphid. Aphid adalah marga yang
mampu menularkan lebih dari 160 virus berbeda.
Virus yang ditularkan Aphid kebanyakan menyebabkan penyakit mosaic.
Infeksi ScMV juga dapat melalui pengolesan cairan tanaman tebu
yang terinfeksi (sap) pada daun yang telah dilukai
dengan karborundum (silicon karbida). Karborundum berfungsi sebagai agensia aberasi saat sap dioleskan
pada permukaan daun.
Keberhasilan inokulasi mekanik bergantung pada konsentrasi virus,
sumber inokulum, metode penyiapan inokulum, ketahanan
virus di dalam sap. Tingkat
kerentanan inang dan jumlah partikel virus yang dibutuhkan dalam inokulasi adalah 105 atau lebih dalam inokulum.
Tidak adanya secara inhibitor relatif dan inaktivator (seperti
tanin pada
Rosaciae) dan enzim-enzim pengoksidasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan inokulasi mekanik. Penularan dapat dipertinggi dengan memilih jenis tumbuhan yang tepat sebagai sumber inokulum. Selanjutnya pengenceran cairan ekstraksi yang mengandung virus (misalnya 1:10 dengan air atau 0,01 ml/ 1 penyangga fosfat pH 7,0) mungkin akan lebih cepat menghilankan inhibitor di dalam inokulum virus. Ativitas oksidasi mungkin dapat dihilangkan dengan pereduksi (seperti sistein hidroklorida, 2-Merkapto Ethanol, dan asam trigliokolat).
Rosaciae) dan enzim-enzim pengoksidasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan inokulasi mekanik. Penularan dapat dipertinggi dengan memilih jenis tumbuhan yang tepat sebagai sumber inokulum. Selanjutnya pengenceran cairan ekstraksi yang mengandung virus (misalnya 1:10 dengan air atau 0,01 ml/ 1 penyangga fosfat pH 7,0) mungkin akan lebih cepat menghilankan inhibitor di dalam inokulum virus. Ativitas oksidasi mungkin dapat dihilangkan dengan pereduksi (seperti sistein hidroklorida, 2-Merkapto Ethanol, dan asam trigliokolat).
Infeksi virus akan mempengaruhi metabolism sel yang mengakibatkan terjadinya perubahan biokimiawi dan fisiologi
sel. Perubahan metabolisme akan menimbulkan perubahan tanaman yang berbeda jika
dibandingkan dengan tanaman sehat. Gejala yang tampak oleh mata pada tanaman
yang berbeda dengan tanaman lain disebut sebagai gejala eksternal. Sedangkan
gejala yang bersifat internal di dalam jaringan tanaman hanya dapat diamati dengan mikroskop cahaya atau
elektron seperti nekrosis atau kematian sel, Hiperplasia atau pertumbuhan sel yang
berlebihan, serta Hipoplasia atau penurunan pertumbuhan sel.
Gejala Eksterna penyakit mosaik yang disebabkan oleh virus ScMV |
Gejala yang ditimbulkan pada daun tebu yang terserang ScMV adalah terdapat garis-garis kuning diantara pembuluh
daun dan terjadi penurunan kandungansukrosa. Gejala mosaik berupa garis
putus-putus hijau muda,hijau tua, dan kuning sepanjang tulang daun. Gejala paling
tampak pada daun
yang masih muda.
Demikian Postingan tentang Klasifikasi, Struktur, penularan dan Inang ScMV (Sugarcane Mosaic Virus) Semoga bermanfaat
Demikian Postingan tentang Klasifikasi, Struktur, penularan dan Inang ScMV (Sugarcane Mosaic Virus) Semoga bermanfaat
0 komentar