Plasmodium Penyebab Penyakit Malaria


Apa hubungan antara plasmodium dan penyakit malaria?


Plasmodium adalah salah satu jenis protozoa yang menyebabkan penyakit malaria. Plasmodium berbeda dengan jenis protozoa yang lain, karena tidak memiliki alat gerak spesifik seperti pada flagellate atau cilliata.

Sejak jaman prasejarah hingga sekarang, malaria termasuk wabah penyakit yang cukup membayakan bagi penduduk dunia. Bahkan saat ini, malaria masih menjadi ancaman bagi penduduk dunia dan hampir menjangkit 40% dari penduduk dunia di setipa tahunnya.

Baca Juga : Endosimbiosis Merupakan Permulaan Sel Eukariotik

Genus plasmodium yang merupakan agen penyebab malaria mempunyai 5 spesies yaitu Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale, Plasmodium knowlesi. Penyakit malaria menyebar melalui perantara nyamuk anopheles. Namun juga dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik secara bersama, transfuse darah, dan penularan dari ibu ke fetusnya. 


Siklus hidup Plasmodium


Siklus hidup Plasmodium dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu fase aseksual yang terjadi di dalam tubuh manusia dan fase seksual yang terjadi di dalam tubuh nyamuk.


Fase aseksual

Fase aseksual dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia. Saat menggigit manusi, nyamuk tersebut mengeluarkan saliva yang mengandung antikoagulan. Selain antikoagulan, saliva tersebut juga mengandung sporozoit dari Plasmodium. Sporozoit kemudian ikut dalam aliran darah dan masuk ke dalam hati. Dalam sel hati, Sporozoit mengalami pembelahan aseksual yang disebut dengan skizogoni menghasilkan sejumlah anakan yang disebut dengan merozoit. Skizogami adalah pembelahan inti sel, setelah banyak inti sel kemudian baru diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Tahapan tersebut dinamakan dengan fase perkembangan  exoerythrocytic yang dapat berlangsung dari 5 hari hingga 16 hari tergantung spesies yang menginfeksi. Berakhirnya fase perkembangan  exoerythrocytic ditandai dengan pecahnya sel hati yang terinfeksi dan mengeluarkan 2.000 hingga 4.000 merozoit. Merozoit tersebut kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah.

Baca Juga : Mengapa Ukuran Sel Makhluk Hidup itu Kecil?

Selanjutnya akan terjadi fase perkembangan erythrocytic, Merozoit yang berada dalam sirkulasi darah kemudian akan menyerang sel darah merah dan berkembang menjadi circular trophozoit yang kemudian tumbuh dan melakukan pembelahan diri secara skizogoni menghasilkan banyak trophozoit. Setelah itu, sel eritrosit yang diserang akan pecah, trophozoit yang keluar kemudian akan menyerang sel eritrosit yang lain dan beberapa akan berkembang menjadi 2 jenis gamet yaitu makrogametosit (gamet betina) dan mikrogametosit (gamet betina).

Fase aseksual plasmodium
Fase aseksual plasmodium yang terjadi pada tubuh manusia


Fase Seksual

Fase seksual terjadi ketika sel eritrosit yang didalamnya terdapat makrogametosit (gamet betina) dan mikrogametosit (gamet betina) dihisap oleh nyamuk dan masuk ke dalam saluran pencernaannya. Di dalam lumen lambung, mikrogametosit (gamet betina) mengalami proses perkembangan yaitu disebut dengan proses exflagellation sehingga berkembang menjadi mikrogamet. Sedangkan makrogametosit mengalami perkembangan menjadi mikrogamet.
Selanjutnya, terjadi fertilisasi makrogamet oleh mikrogamet menghasilkan zigot. Setelah 12 jam, zigot memanjang berubah menjadi ookinete yang dapat bergerak (motile). Ookinete kemudian menembus dinding usus nyamuk hingga di bagian antara jaringan epitel dan lamina basal. Di daerah tersebut, Ookinete akan berkembang membentuk oocyst (ookista). Di dalam oocyst (ookista) terdapat sporoblast yang kemudian mengalami pembelahan sel hingga membentuk ribuan sporozoit di dalam membran sporoblast. Membran sporoblast kemudian pecah sehingga sporozoit menyebar ke rongga oocyst (ookista).
Dalam waktu 10 hingga 24 hari setelah nyamuk mengisap darah yang mengandung gametosit, sporozoit dalam oocyst (ookista) akan keluar ke dalam hemocoel. Sporozoit kemudian akan terbawa ke saluran kelenjar lidah nyamuk yang kemudian akan ikut disuntikkan ke manusia lain bersamaan dengan menggigitnya nyamuk tersebut.
Fase seksual plasmodium
Fase seksual plasmodium yang terjadi dalam tubuh nyamuk

Patogenesis

Gejala yang muncul ketika seseorang terkena penyakit malaria atau dengan kata lain terifeksi oleh sporozoit dari plasmodium adalah demam, menggigil dan berkeringat. Gejala tersebut muncul karena pecahnya sel sel darah merah. Penyakit komplikasi yang sering muncul adalah hemolytic anemia yang disebabkan oleh lisisnya sel-sel darah merah dalam skala besar. Selain itu, penderita seringkali mengalami pembesaran beberapa organ seperti limfa, hati, dan ginjal akibat penumpukan debris sel darah merah yang lisis pada organ tersebut.

Baca Juga : Cara HIV Menyerang Sel dan Treatment yang Dikembangkan untuk Menangulanginya

Diagnosis dan Pengobatan


Penyakit malaria dapat didiagnosis dengan pemeriksaan apusan sel darah. Pada apusan sel darah penderita malaria, terdapat tropozoit dalam sel darah merahnya. Timbulnya gejala – gejala seperti, deman, menggigil pada daerah endemik malaria merupakan salah satu diagnosis awal seseorang diduga terjangkit penyakit malaria.

Obat yang sering kali dipakai untuk pengobatan penyakit malaria adalah quinine (kina). Obat tersebut memberikan efek toksik pada plasmodium dengan mekanisme mencegah penyerangan pada hemoglobin. 

Demikian postingan tentang Plasmodium Penyebab Penyakit Malaria, Semoga Bermanfaat

Load disqus comments

0 komentar