Heterotrof dan autotrof


Unsur Karbon (K) sangat diperlukan oleh makhluk hidup di bumi ini, termasuk bakteri, karena merupakan penyusun utama dari berbagai struktur tubuhnya. Berdasarkan sumber karbonya, organisme digolongkan menjadi 2, yaitu heterotrof dan autotrof.

Heterotrof


Heterotrof adalah organisme yang sumber karbonnya dalam senyawa organik. Kerena hampir semua senyawa organik berasal dari makhluk hidup, organisme heterotroph dapat dikatakan bahwa sumber karbonnya berasal dari organisme lain. Sumber karbon bagi heterotrof dapat berupa karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat.


Baca Juga : Pertumbuhan, Reproduksi dan Rekombinasi Bakteri

 Mikroorganisme heterotrof kebanyakan adalah kemoorganotrof yang mendapatkan karbon dan energi dari senyawa organik. Proses pemanfaatan senyawa organik tersebut melalui proses respirasi atau fermantasi dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Semua organisme kemoheterotrof membutuhkan senyawa organik namun cara mendapatkan senyawa organik tersebut berbeda-beda. Ada yang pemakan rumput atau predator namun mikroorganisme kemoheterotrof lebih dominan sebagai saprobic dan symbiont.
Saprobic adalah mikroorganisme yang hidup bebas dan memakan sisa-sisa organisme yang telah mati. Symbiont adalah organisme yang sumber nutrisinya diperoleh dari organisme hidup. Kedua definisi tersebut tidaklah absolut karena beberapa organisme saprobic dapat beradaptasi untuk memakan organisme hidup dan organisme symbiont dapat beradaptasi untuk memakan sisa-sisa organisme.
Organisme saprobic berperan sebagai sampah-sampah senyawa organik seperti serasah tanaman, kotoran hewan dan organisme yang mati. Jika organisme saprobic berhenti bekerja, maka bumi akan dipenuhi oleh sampah-sampah organik dan nutrient yang terkandung di dalamnya tidak terdaur ulang.
Hampir semua organisme saprobic merupakan bakteri atau jamur, keduanya memliki dinding sel sehingga tidak dapat menelan sisa-sisa bahan organik yang berukuran besar. Oleh karena itu, bakteri atau jamur mampu menghasilkan enzim ekstraselular yang dapat mencerna atau memecah senyawa besar menjadi lebih kecil dan lebih sederhana, sehingga dapat dimasukkan ke dalam sel bakteri atau jamur.
Heterotrof dan autotrof, reaksi enzimatis, bakteri, bakteri saprobic
Enzim ekstraseluler mampu memecah senyawa besar menjadi lebih kecil dan lebih sederhana, sehingga dapat dicerna oleh sel bakteri atau jamur.


Banyak organisme saprobic yang hidupnya benar-benar hanya bergantung pada sisa-sisa bahan organik yang ada di tanah atau di air dan tidak mampu hidup dalam tubuh oganisme hidup, organisme tersebut seringkali dinamakan dengan organisme non patogenik.

Baca Juga : Sumber dan Bentuk Nutrisi Bakteri

Organisme heterotroph yang hidup di dalam tubuh, menginfeksi dan bergantung organisme lain disebut dengan parasit. Parasit yang tumbuh dan hidup di dalam jaringan yang seharusnya steril serta menyebabkan kerusakan bahkan kematian inang disebut dengan patogen.
Organisme saprobic juga dapat beradaptasi dan dapat menginfeksi organisme lain yang rentan. Organisme saprobic tersebut dinamakan dengan fakultatif parasit.
Ada beberapa parasit yang dinamakan dengan obligat parasit. Obligat parasit adalah organisme yang hidupnya benar-benar bergantung terhadap organisme lain atau inang dan tidak bisa hidup di luar inang tersebut.

Autotrof


Autotrof adalah organisme yang menggunakan CO2 sebagai sumber karbonnya karena organisme autotrof mampu mengubah CO2 menjadi senyawa organik.
Berdasarkan sumber energinya, organisme autotrof digolongkan menjadi dua, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof.

Fotoautotrof

Fotoautotrof adalah organisme yang menggunakan sinar matahari sebagai sumber energinya atau dengan kata lain organisme fotoaututrof adalah organisme yang dapat melakukan fotosintesis. Organisme fotoautotrof mempunyai suatu pigmen khusus yang berfungsi menyerap energi matahari yang kemudian dimanfaatkan untuk mengubah CO2 menjadi senyawa organik.
Ada dua macam variasi dari fotosintesis, yaitu fotosintesis oksigenik dan fotosintesis non-oksigenik.


Baca Juga : Neisseria gonorrhoeae, Bakteri penyebab Penyakit Gonorrhea

Fotosintesis oksigenik adalah fotosintesis yang dalam prosesnya selain menghasilkan senyawa organik (karbohodrat) juga menghasilkan oksigen (O2). Fotosintesis oksigenik terjadi pada tanaman, alga, dan cyanobacteria. Ciri dari organisme yang melakukan fotosintesis oksigenik adalah memiliki klorofil untuk menyerap energi matahari. Berikut adalah persamaan dari fotosintesis oksigenik :
fotosintesis oksigenik, autotrof, bakteri autotrof

Fotosintesis non-oksigenik adalah fotosintesis yang dalam prosesnya tidak menghasilkan oksigen (O2). Karakteristik fotosintesis non-oksigenik adalah sebagai berikut :
- Menangkap energi matahari menggunakan pigmen yang disebut dengan bakterioklorofil.
- Sumber ion hidrogennya adalah gas hidrogen sulfida
- Selain menghasilkan senyawa organik (karbohidrat), juga menghasilkan sulfur
- reaksi dapat terjadi di lingkungan tanpa oksigen.

Berikut persamaan fotosintesis non-oksigenik :
heterotrof dan autotrof, fotosintesis bakteri


Kemoautotrof


Kemoautotrof adalah organisme yang memanfaatkan senyawa kimia anorganik sebagai sumber energinya. Bakteri kemoautotrof biasanya hidup di daerah-daerah yang sangat ekstrim karena bakteri tersebut sama sekali tidak membutuhkan cahaya matahari ataupun senyawa organik.
Salah satu contoh kemoautotrof adalah bakteri metanogen atau seringkali disebut dengan archaebakteria. Habitat dari archaebakteria merupakan lingkungan yang ekstrim, yaitu di perairan yang panas, kawah gunung merapi dan bagian terdingin dan terdalam dari lautan.
Bakteri metanogen memproduksi gas metana dengan mereduksi gas CO2 menggunakan gas hidrogen pada kondisi anaerob. Berikut reaksinya :

kemoautotrof, bakteri metanogen, persamaan bakteri metanogen

Demikian postingan tentang Heterotrof dan autotrof, SEMOGA BERMANFAAT.

Load disqus comments

0 komentar