Pebedaan Real-time PCR dengan PCR konvensional
PCR
(Polimerase Chain Reaction) adalah reaksi perbanyakan DNA di dalam
laboratorium. PCR saat ini sangat terkenal sejak terjadinya wabah COVID-19
karena konfirmasi positif penyakit COVID-19 harus menggunakan analisis PCR.
Analisis PCR yang digunakan dalam pemeriksaan COVID-19 adalah Real Time
PCR.
Real
Time PCR adalah analisis PCR yang hasilnya berbentuk grafik di layar komputer.
PCR konvensional adalah PCR yang hasilnya ditampilkan dalam sebuah gel, gel
tersebut dinamakan dengan gel agarose. Jadi perbedaan utama dari keduanya
adalah outputnya.
Berikut adalah hasil real-time PCR :
![]() |
Gambar 1. Output Real-time PCR |
![]() |
Gambar 2. Ilustrasi gambar Real-time PCR |
Cara pembacaan hasil Real-time PCR.
Ilustrasi gambar Real-Time PCR seperti gambar 2. Terlihat output hasil Real-time PCR berupa grafik, terdapat 2 sumbu, yaitu sumbu horizontal (X) dan sumbu vertikal (Y). Sumbu horizontal (X) menunjukkan jumlah siklus PCR sedangkan sumbu vertikal (Y) menunjukkan jumlah copy DNA. Selain itu juga terdapat garis threeshold. Terdapat 2 sampel yang dicontohkan dalam gambar 2, yaitu sampel warna merah dan warna hijau.
Baca Juga : Cara membuat latar belakang sebuah karya Ilmiah
Warna hijau merupakan contoh kontrol negatif dan warna merah merupakan contoh kontol positif. Dalam kontrol negatif, tidak terdapat template (DNA) sehingga tidak terjadi perbanyakan DNA akibatnya grafik dari kontrol negatif tampak dibawah garis threeshold. Dalam kontrol positif terdapat fragmen DNA yang dapat ditempeli primer, sehingga terjadi perbanyakan DNA, akibatnya grafik kontrol positif akan naik melewati garis threeshold dan membentuk kuva eksponensial.
Misalnya, dilakukan analisis Real Time PCR untuk mendeteksi apakah di suatu rumah sakit ada tenaga kesehatan ada yang terinfeksi COVID-19. Sampel orang yang positif terinfeksi COVID-19 akan membentuk grafik seperti pada kontrol positif diatas, yaitu kurva naik melampaui garis threeshold. Sedangkan sampel orang yang tidak terinfeksi COVID-19 akan membentuk grafik seperti pada kontrol negatif, yaitu dibawah garis threeshold.
Berikut adalah gambar hasil
PCR konvensional :
|
Persamaan Real-time PCR dengan PCR konvensional
1. Prinsip kerja
Hal yang jelas sama
antara Real-time PCR dengan PCR konvensional adalah prinsip kerjanya.
Prinsip kerja Real-time PCR dengan PCR konvensional sama-sama merupakan
perbanyakan DNA yang dilakukan di laboratorium. Secara umum, DNA di dalam
sampel jumlahnya (copy) sedikit. Tujuan perbanyakan DNA adalah agar jumlah
copy DNA menjadi banyak sehingga dapat dideteksi oleh alat.
2. Terdapat kontrol
positif dan kontrol negatif
Dalam
analisis Real-time PCR dengan PCR konvensional disertakan kontol
positif dan kontrol negatif dengan tujuan untuk menjamin keakuratan hasil
analisis tersebut. Kontrol positif berfungsi untuk memastikan reaksi berjalan
sesuai prosedur. Kontrol negatif berfungsi untuk memastikan tidak terjadi
kontaminasi pada reagen.
Dalam satu running PCR baik Real-time PCR maupun PCR konvensional harus disertakan kontrol
positif dan kontrol negatif, seperti gambar hasil PCR di dalam gel agarose diatas. Pada gambar diatas,
terdapat kontrol positif dan kontrol negatif. Begitu juga dalam Real-time PCR.
Berikut adalah gambar aturan susunan penataan sampel pada Real-time PCR dalam
pemeriksaan COVID-19.
![]() |
Gambar 4. Prosedur susunan penataan sampel dalam pemeriksaan COVID-19 menggunakan Real-Time PCR |
Penjelasan dari gambar diatas adalah :
S1 hingga S10 adalah sampel pasien yang diduga terinfeksi
COVID-19. Setiap sampel diperiksa 3 kali/ulangan. NTC adalah kontrol negatif
dan nCoV PC merupakan kontrol positif.
Demikian postingan tentang Perbedaan dan Persamaan Real-time PCR dan PCR konvensional
0 komentar