Morfologi
Giardia lamblia mempunyai bentuk simetri bilateral dan sangat mudah dibedakan dengan protozoa lain. Jika dilihat sekilas morfologinya seperti tetesan air. Panjangnya berkisar antara 8-16 um dan lebarnya berkisar antara 5-25 um. Bagian dorsal berbentuk konvek / cembung sedangkan bagian ventral berbentuk konkaf / cekung, namun lebih cenderung datar. Giardia lamblia mempunyai dua inti sel. Mempunyai 2 alat panghisap (adhesive disc) yang fungsinya untuk melekatkan diri pada dinding usus. Mempunyai 4 pasang flagella. Giardia lamblia bergerak seperti cambuk dengan pergerakan yang cepat namun terputus-putus dan memutar-mutar.
Gambar skematis Tropozoit Giardia lamblia (kiri) dan kista Giardia lamblia (kanan) |
Tropozoit Giardia lamblia memperbanyak
diri dengan pembelahan longitudinal. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti
sel kemudian diikuti oleh pembelahan adhesive disc dan sitoplasma. Di duodenum
dan saluran empedu inang, trofozoit dapat mempertahankan posisinya dengan
menempelkan adhesive disc-nya ke sel epitel atau mengunakan flagela untuk
berenang di lumen. Pembentukan kista Giardia lamblia terjadi di usus besar.
Kista berbentuk bulat telur dengan panjang berkisar antara 9-12 um.
Baca Juga : Balantidium coli, Siliata yang Hidup Parasit pada Manusia
Infeksi Giardia lamblia pada manusia
disebut dengan giardiasis. Pada penderita giardiasis, infeksi masif seringkali
terjadi. Dalam feses penderita, dapat bisa ditemukan tropozoit yang jumlahnya
hingga milyaran. Namun di dalam feses, jarang dijumpai kista. Seseorang dapat
terinfeksi oleh Giardia lamblia karena memakan makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh kista. Infeksi juga bisa terjadi ketika seseorang
memasukkan jari tangannya ke mulut yang jari tersebut terdapat kista.
Menelan kurang lebih 100 kista efektif menyebabkan infeksi. Setelah tertelan, kista masuk ke lambung dan menuju ke usus halus. Di usus halus kista berubah menjadi tropozoit.
Siklus hidup Giardia lamblia |
Epidemiologi
Giardia lamblia adalah parasit dalam usus yang paling banyak dijumpai pada manusia. Bersifat kosmopolitan dan umumnya menyerang anak-anak usia 6 sampai 10 tahun, namun remaja dan orang dewasa juga dapat terinfeksi parasit tersebut.
Wabah giardiasis sering terjadi di tempat penitipan anak dan tempat-tempat lain yang sanitasinya jelek. Wabah giardiasis pernah terjadi di kota Aspen, Colorado. Ketika itu, jalur suplai air secara tidak sengaja disilangkan dengan jalur pembuangan limbah, serta 11% pemain ski yang hadir pada musim itu terinfeksi. Diantara 59 orang yang dalam tinjanya terdapat Giardia lamblia (positif terinfeksi), 56 orang diantaranya menunjukkan adanya gejala klinis.
Para ahli epidemiologi menduga bahwa
berapa hewan seperti anjing dan domba sebagai reservoir potensial sehingga
dapat juga menularkan parasit tersebut. Namun para ahli menemukan bahwa ukuran
dan struktur Giardia yang ada dalam manusia dan masing-masing hewan tersebut
berbeda-beda.
Perbedaan ukuran dan struktur yang cukup signifikan tersebut menyebabkan asumsi bahwa setiap spesies inang yang berbeda memiliki spesies Giardia yang berbeda juga. Asumsi tersebut saat ini telah terbantahkan karena variasi ukuran dan struktur Giardia disebabkan oleh variasi makanan pada tiap-tiap inang, bukan disebabkan oleh variasi genetik.
Gejala dan Diagnosis Giardia lamblia
Infeksi Giardia lamblia menyebabkan
gangguan usus yang parah, seperti diare dan gejala-gejala yang terkait dengan
malabsorpsi. Trofozoit yang melekat pada permukaan mukosa (dengan adhesive
disc) menyebabkan terjadinya pemendekan vili usus halus, inlamasi pada kriptus
dan lamina propria, serta lesi pada sel mukosa. Terkadang tropozoit juga dapat
menembus mukosa usus.
Infeksi Giardia yang parah menyebabkan sindrom malabsorpsi. Sindrom tersebut ditandai dengan ketidakmampuan usus halus dalam menyerap zat penting yang larut dalam lemak seperti karoten, vitamin B12, dan folat. Sindrom tersebut juga ditandai dengan berkurangnya sekresi sejumlah enzim pencernaan usus kecil, seperti disakaridase. Gejala yang muncul akibat infeksi Giardia lamblia diantaranya adalah diare, steatorrhea, distensi perut, mual, perut kembung. Pada akhirnya, penderita akan mengalami penurunan berat badan. Diagnosis giardiasis dilakukan dengan mencari kista dalam tinja. Pemeriksaan sampel dari duodenum efektif untuk mendeteksi tropozoit ketika tahap awal infeksi.
Baca Juga : Naegleria fowleri, Acanthamoeba dan Balamuthia : Amoebae yang Hidup bebas di alam
Pengobatan Giardia lamblia
Obat yang efektif untuk pengobatan penyakit giardiasis adalah metronidazole. Biasanya giardiasis akan sembuh total dalam waktu 1 minggu ketika diobati dengan metronidazole. Pasien yang tidak diobati dapat menularkan kista nya dari beberapa minggu hingga bulan pasca infeksi.
Fisiologi Giardia lamblia
Penelitian mengungkapkan bahwa Giardia
lamblia mampu menggabungkan monosakarida tertentu dengan glikogen. Giardia
lamblia tidak memiliki mitokondria tetapi dapat menggunakan oksigen jika
tersedia. Giardia lamblia juga tidak memiliki sistem transpor elektron atau
siklus TCA.
Untuk memperoleh ATP, Giardia lamblia
bergantung pada fosforilasi tingkat substrat-flavin dependent yang
memetabolisme karbohidrat menjadi etanol, CO2, dan asetat sebagai produk
akhirnya. Jika terdapat oksigen, Giardia lamblia mengekresikan asetat, Jika
tidak terdapat oksigen Giardia lamblia mengekresikan etanol.
Pencegahan Infeksi Giardia lamblia
Pencegahan terhadap Infeksi Giardia lamblia dapat dilakukan dengan menambahkan iodine ke dalam air minum dengan tujuan untuk membunuh kista Giardia lamblia.
Demikian Postingan tentang Giardia lamblia, Morfologi, Siklus Hidup, Epidemiologi, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan Giardiasis. Semoga bermanfaat.
0 komentar