Trichomonas
vaginalis adalah parasit yang hidup pada organ reproduksi, yaitu pada
vagina, uretra, epididimis dan kelenjar prostat. Trichomonas vaginalis
mempunyai 4 flagel yang muncul dari bagian anterior. Genus trichomonas
mempunyai 3 anggota spesies, yaitu Trichomonas vaginalis, Trichomonas
tenax dan Trichomonas hominis. Dari ketiga spesies tersebut, Trichomonas
vaginalis mempunyai ukuran morfologi paling besar. Panjangnya berkisar
antara 7-32 um dan lebarnya berkisar antara 5-12 um. Namun Trichomonas
vaginalis memiliki membran bergelombang (undulating membrane)
yang paling pendek diantara ketiga spesies tersebut. Membran bergelombang
(undulating membrane) dari Trichomonas vaginalis hanya 1/3
dari panjang sel. Membran bergelombang (undulating membrane) adalah selaput
yang ada pada membran sel. Terkadang mampu membentuk pseudopodia (kaki
semu).
Baca Juga : Balantidium coli, Siliata yang Hidup Parasit pada Manusia
Seperti flagelata
lainnya, Trichomonas vaginalis memperbanyak diri dengan
pembelahan biner longitudinal. pH optimun bagi Trichomonas vaginalis untuk
tumbuh berkisar antara 4-6, sedangkan vagina yang normal memiliki pH 4-4.5.
Kenaikan pH pada vagina akan menjadikan Trichomonas vaginalis tumbuh
subur. pH pada vagina biasanya dipertahankan oleh bantuan bakteri asam laktat,
namun Trichomonas vaginalis dapat mengganggu bakteri tersebut
sehingga pH akan naik.
Gambar skematis dari
Trichomonas vaginalis
|
Epidemiologi Trichomonas
vaginalis
Penyakit yang disebabkan
oleh infeksi Trichomonas vaginalis disebut dengan
trichomoniasis. Prevalensi pada wanita sekitar 10 sampai 25%. Semakin tinggi
tingkat kebersihan seseorang, maka peluang terjangkitnya penyakit tersebut
semakin kecil. Sekitar 5% wanita yang terkontaminasi mengeluhkan gejala. Gejala
yang muncul diantaranya perubahan sekresi vagina. Berdasarkan analisis
statistik, wanita lebih banyak terjangkit trichomoniasis dibandingkan dengan
pria. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pemeriksaan Trichomonas
vaginalis pada pria jauh lebih sulit dibanding pemeriksaan pada
wanita. Sampel yang dibutuhkan untuk pemeriksaan pada pria adalah sampel
eksudat prostat. Penularan terjadi melalui kontak langsung, biasanya melalui
hubungan seksual. Kain lab yang basah juga bisa menjadi media penularan. Trophozoites
dari Trichomonas vaginalis dapat bertahan pada kain lab selama
24 jam. Trichomoniasis pada bayi juga dapat terjadi ketika bayi terinfeksi saat
melewati jalan lahir.
Gejala dan Diagnosis Trichomonas
vaginalis
Trichomonas vaginalis
menyebabkan kerusakan sel-sel mukosa vagina. Hal tersebut mengakibatkan
peradangan ringan dan vaginitis. Kondisi tersebut ditandai dengan keluarnya
cairan kekuningan dan disertai dengan rasa gatal dan terbakar yang
terus-menerus. Pada pria, gejala jarang muncul, meskipun mungkin terjadi
uretritis dan pembengkakan kelenjar prostat. Gejala trichomoniasis kadang
dianggap gejala gonore.
Diagnosis Trichomonas
vaginalis pada wanita dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis cairan apusan
vagina. Pada Pria, diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan cairan prostat,
sedangkan pemeriksaan urine dapat dilakukan pada pria dan wanita.
Pengobatan Trichomonas
vaginalis
Obat yang efektif untuk
membasmi Trichomonas vaginalis adalah Metronidazole.
Pemulihan pH pada vagina juga efektif untuk menghentikan infeksi ringan.
Fisiologi Trichomonas
vaginalis
Trichomonas vaginalis
merupakan organisme anaerob. Organisme anaerob tidak membutukkan oksigen dalam
proses metabolismenya.
Demikian postingan tentang Trichomonas vaginalis : Flagellata yang hidup di vagina. SEMOGA BERMANFAAT.
0 komentar